catatan wukuf H-53 : Makna Kalimat Talbiah

Kalimat talbiah menjadi bacaan penting ketika berhaji. Kalimat ini merupakan kalimat yang sangat kental sekali dengan kesadaran terlebih kesadaran akan Allah yang esa. Kalimat talbiah menjadi kalimat penghantar jiwa untuk lurus ke Allah tidak menyekutukan Allah. Kemudian mengantarkan kepada sang cipta rasa untuk bertahmid dengan kalimat innal hamda wanikmata, kemudian bertakbir dengan kalimat laka wal mulk. kalimat talbiah menjadi kunci untuk menajalankan ibadah haji.
berikut detil penjelasan terkait dengan kalimat talbiah.
Frasa “wanikmata laka walmulk” dalam talbiyah adalah bagian dari kalimat yang diucapkan oleh para jamaah haji atau umrah saat mereka dalam keadaan ihram. Talbiyah adalah bentuk deklarasi kepada Allah bahwa seseorang sedang dalam perjalanan ibadah kepada-Nya, dan berisi ungkapan tauhid serta pengakuan akan kekuasaan dan nikmat Allah.
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ
لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ
إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكْ
لَا شَرِيكَ لَكَ
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu.
Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu.
Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kerajaan hanya milik-Mu.
Tidak ada sekutu bagi-Mu.”
Frasa “wanikmata laka walmulk” berarti “dan nikmat serta kerajaan (kekuasaan) hanya milik-Mu.” Dengan kata lain, ketika seorang jamaah mengucapkan talbiyah, mereka menyadari bahwa segala nikmat dan kekuasaan adalah milik Allah semata, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Ini menegaskan konsep tauhid dalam Islam, yaitu keesaan Allah dalam segala aspek, baik itu dalam pujian, kekuasaan, maupun nikmat.

Subhana sebuah kata ajaib

Maha suci Allah, sebuah kalimat kesadaran yang membawa jiwa kita pada alam kebaikan, alam kasih sayang, alam penuh rahmat. Ini bukan lagi urusan dunia ini adalah urusan keTuhanan yang berada di alam kesadaran yaitu kesadaran akan Allah. Jiwa yang menyadari Allah maha suci, berarti telah tenggelam dalam kesucian Allah, level tenggelam adalah level kedekatan yang sudah tidak dapat dikatakan lagi, dan kita tahu bahwa pada level ini maka segala kehendak Allah adalah dari Allah yang maha suci. Hal hal yang di luar nalar di luar logika akan terjadi ketika kita benar benar menyadari Allah yang maha suci.  seperti ayat berikut ini surat al isra ayat pertama :

الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ۝١
sub-ḫânalladzî asrâ bi‘abdihî lailam minal-masjidil-ḫarâmi ilal-masjidil-aqshalladzî bâraknâ ḫaulahû linuriya hû min âyâtinâ, innahû huwas-samî‘ul-bashîr

Maha suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

 

ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah sudah tenggelam dalam alam ke mahasucian Allah sehingga Allah memperjalankan jiwa Beliau dari masjidil haram ke masjidil aqsa yang jaraknya jauh dan tidak mungkin di tempuh dalam waktu singkat. Apakah kita bisa mengalami meski tidak 100% sama dengan Rasulullah, tentu karena Rasulullah adalah uswah artinya sebaik baik contoh berarti apa yang beliau alami dan jalani bisa kita alami juga meski tidak 100% sama.

maka mari kita perdalam lagi dzikir nafas kita untuk mencapai keadaan tenggelam dan kita lakukan sang cipta rasa yaitu menyadari Allah yang maha suci.

 

Bagaimana nafas kita saat ini, masih diiringi Huu Allah ?

dzikrullah bisa diartikan juga dengan menyebut nama Allah, jadi perintah dzikir dalam islam bisa dilakukan dengan menyebut nama Allah. Seperti perintah dzikro katsira yang artinya sebutlah nama Allah sebanyak banyaknya. Dzikir nafas salah satu yang kita lakukan adalah menyebut nama Allah dalam hati seiring keluar masuknya nafas. Nafas masuk hati kita menyebut huu dan nafas keluar hati kita menyebut Allah.  Rutinitas ini seringkali kita lalaikan, dan kita tidak huu Allah lagi.

pada tulisan kali ini saya mengingatkan diri saya pribadi dan pembaca tulisan saya bahwa kita harus melakukan Huu Allah dalam setiap saat nafas. Kita menyebut Huu Allah saat ini, bukan nanti, bukan hanya ketika latihan tapi sekarang ini saat ini saat nafas kita menghirup dan menghembus.

hati yang selalu menyebut Huu Allah, akan dapat menjaga kesadaran kita untuk selalu menyadari Allah, tapi jika hati kita tidak lagi huu Allah maka kesadaran kita akan terlepas dari menyadari Allah. hati yang menyebut Huu Allah akan membuat pikiran dan perasaan kita akan lebih tenang. Dan tubuh pun akan lebih relax sehingga lebih sehat

secara spiritual karena kesadaran kita terjaga dengan adanya huu Allah maka jiwa pun lebih lurus lagi ke Allah.

hal hal yang sering membuat kita tidak menyebut Huu Allah lagi karena kita tidak lagi menyengaja untuk Huu Allah, hal bisa saja disebabkan oleh aktivitas yang  fisik, atau karena pikiran yang kuat, atau sedang fokus kepada sesuatu. Jika kita terlepas dari Huu Allah maka ketika ingat , maka segera untuk huu Allah lagi sampai lupa lagi dan ingat lagi kemudian baca Huu Allah lagi, demikian seterusnya, Jangan ketika sudah ingat Huu Allah tapi kita tidak mau membaca Huu Allah lagi dalam hati, hal ini yang nantinya dapat menyebabkan lupa secara lebih permanen. dan kalau kita sudah tidak huu Allah lagi maka kesadaran kita tidak lagi menyadari Allah.