Tips khusyu sholat berjamaah : Numpang fiqh pada Imam

Jangan salah terima dulu, arti numpang adalah bahwa kita dalam sholat berjamaah yang penting adalah mengikuti imam. Jika demikian kan berarti kita numpang imam, misalnya ketika kita baca al fatihah belum selesai imam sudah rukuk maka tidak ada kewajiban kita untuk menyelesaikan bacaan fatihah kita karena kita diwajibkan untuk mengikuti imam. Nah berarti kan kita numpang imam untuk baca al fatihahnya, demikian pula dengan bacaan bacaan yang lain. Terutama lagi pada saat sholat tarawih di bulan ramadhan ini, jangankan mau tumakninah kita menyelesaikan gerakan yang sempurna dan bacaan yang sempurna saja belum tentu kesampaian. Maka kita numpang saja sama imam, sedangkan kita yang kuat silatunnya. Silatun dengan disertai sikap pasrah dan relaks saat menjadi makmum. Inilah enaknya sholat berjamaan menjadi makmum artinya kita tidak mendapat tanggungan fiqh sholat. Yang nanggung siapa kalau kita sebagai makmum ya imam. Sekarang kita tinggal silatunya saja yang kuat di saat menjadi makmum, jangan terlalu repot dengan bacaan yang kita baca, dan jangan terburu buru dalam membaca bacan sholat. Tetap saja tumakninah dalam bergerak dan membaca, ndak selesai ndak masalah sekali lagi kan sudah ditanggung sama imam

sujud I pasrah sujud II terimakasih

dalam satu rakaat dalam sholat terdiri dari 2 sujud yaitu sujud pertama setelah itidal dan sujud kedua setelah duduk iftirasy. perbedaan sikap dalam sujud ini terkait dengan duduk iftirasy dimana pada sujud kedua adalah penyampaian terima kasih kepada allah karena allah telah mengiyakan apa yang kita minta di duduk iftirasy. ucapan terimakasih ini adalah penting untuk lebih membuat doa yang kita ucapkan dalam duduk iftirasy lebih berefek yaitu allah akan mempercepat pemberian dari apa yang kita minta. duduk iftrasy menggunakan prinsip uduni astajib lakum. jadi setelah kita baca setiap doa maka kita mengerti bahwa allah telah mengiyakan apa yang kita minta, maka setelah diiyakan oleh alla h ya kita terimakasih kepada allah. seperti halnya jika saya meminta uang pada seseorang kemudian seseorang mengiyakan untuk memberi saya sejumlah uang yang saya minta maka sayapun mengucapkan terimkasih sedalam dalamnya kepada orang tersebut meskipun uang yang akan diberikan belum diberikan saat itu.

transformasi diri dengan puasa

proses kembali kepada yang fitrah merupakan wujud dari transformasi diri, artinya kita dulu perna fitrah ketika dilahirkan kemudian tidak fitrah dan dengan puasa ini kita dilatih untuk kembali ke yang fitrah lagi. fitrah adalah kesucian yang pernah kita rasakan ketika bayi, saat bayi kita tidak merasakan apa apa, nangis kita fitrah (tidak ada rasa sedih) ketawa kita fitrah (tidak dengan hati yang gembira meluap luap) dan saat itu hidup tiada khawatir. tidak pernah kita berpikir saat bayi, besuk kit akan makan apa,kita hanya percaya pada dunia luar bahwa dirinya pasti dipelihara pasti diberi makan dan seterusnya. nangis nangis bayi yang membuat orang tidak ikut ikutan sedih namun nangis yang malah membuat orang lain senang. coba nangis apa yang bisa membuat orang lain senang.. kalau tidak nangis yang fitrah. jangankan nangis ngompol pun kita waktu bayi orang yang kena ompol pun tidak marah… luar biasa… orang ngliat bayi pinginnya menggendong pinginnya mencium, semua orang senang sama kita. itulah fitrah kesucian. kita didik allah untuk kembali menyadari ruh suci yang ditiupkan allah dalam diri kita. ruh inilah yang akan menuntun kita kembali kepada allah. maka puasa merupakan wujud transformasi diri yang akan menyadarkan kita untuk kembali kepada kesucian, idul fitri