Masuk alam supra sadar menjelang tidur (2)

komentar dari artikel sebelumnya dari mas andry http://setiyo.wordpress.com/2010/05/02/masuk-alam-supra-sadar-menjelang-tidur/

Salam pa… apa yg bp tulis diatas sudah sekian lama saya lakukan.. dan itu sudah menjadi hobi ( kenikmatan ) dalam keseharian saya untuk melepas kelelahan dalam kegiatan sehari2. yg sampai pada akhirnya saya mengenal SILATUN ” LHO kok silatun sama seperti yg saya lakukan” ( cuma saya lakukan sebelum tidur az). Trus kesini2nya saya mengenal PATRAP dan kemudian saya sinkronkan dengan apa yg sering saya lakukan “seperti diatas”… dan memang ternyata luar biasa Mantap nya…. dan kegiatan diatas menjadi hobi saya yg tak pernah terlewatkan…

Truz pengalaman dan manfaat yg saya dapatkan dari kegiatan tersebut sangat2 banyak.. seperti diantaranya:

1. Tidur selama 1 jam dg cara diatas, serasa tidur 24jam ( meskipun sebelumnya habis begadang)
2. Ketika sedang banyak masalah selalu mendapatkan solusi yg sangat tepat..
3. Banyak hal yg sebelumnya tidak tahu menjadi tahu ( semacam INSIDE )
4. Terasa nyaman, lega n indah karena terasa lebih dekan dengan SANG MAHA ADA..
5. dan masih banyak lagi yg lainnya dan ada banyak pengalaman lain yg saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata2…. pokonya MANTAP Tap tap tap…

Mungkin itu pengalaman saya …. dan saat ini sy sedang belajar mempraktekannya dalam shalat karena sy masih belajar shalat khusyuk ( agak berat juga untuk meneurunkan frekwensi otaknya dari Beta ke Alfanya apalagi ke Theta )..

Untuk lebih jauhnya mohon bimbingannya pak…

terimakasih.

salam..

RINDU DI SINGGASANA TUHAN (4)

Pengalaman Pertamaku

Tugas pertamaku diturunkan di wilayah yang belum aku kenal sama sekali. Aku menunggu disuatu tempat yang belum ada kesibukan buat diriku. Begitu tenang dan damai. Tidak ada makhluk serakah seperti yang dikatakan Tuhanku. Keberadaanku begitu cepat seperti terlempar begitu saja. Aku benar-benar sendiri tanpa siapa-siapa. Aku melihat kesibukan Tuhan memproses tubuh yang diperuntukkan diriku.

Bermula dari sebuah kejadian yang sangat menakjubkan. Sekelompok sperma berjumlah sekitar 300 juta berbondong-bondong dengan bentuk yang sangat unik berkepala pipih bertubuh panjang, menghampiri ovum yang tertempel di sebuah dinding rahim yang kokoh. Mereka berkompetisi menempuh target mencapai ovum. Dari sekian banyak sel sperma yang terpancar, hanya satu yang berhasil memasukinya. Dan ovum dibuahi selama 24 jam waktu di bumi,menjadi makhluk ber-sel satu. Lalu menjadi embrio yang berkembang menjadi wujud manusia yang sempurna.

Aku diperintahkan Tuhanku untuk memasuki tubuh yang masih mungil dan lemah. Aku merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku. Aku merasakan ada kulit dan daging, aku merasakan ada sentuhan kasih sayang kedalam hatiku. Aku merasakan detak jantung yang bisa ku dengar melalui daun telinga. Padahal, sebelumnya aku merasakan sesuatu tanpa melalui kulit dan daging, mendengar tanpa daun telinga, melihat tanpa lensa mata. Tetapi aku sekarang harus menggunakan peralatan tubuh ini. Aku harus memeliharanya sampai aku dipanggil kembali oleh Tuhanku. Ya Tuhan …inikah kehidupan yang Engkau janjikan itu?.

Aku mengikuti proses pembentukan tubuhku yang belum sempurna. Tuhanku mengirim makanan melalui pusar yang tertampung dalam plasenta. Aku masih belum diberi tugas oleh Tuhanku, tetapi aku harus menunggu dalam kediamanku. Kasih sayang Tuhan masih berlangsung terus menerus. Itu sebabnya mengapa Tuhan menamainya alam rahim atau alam kasih sayang. Aku diberi karunia tanpa bekerja, seperti keadaan di syurga.

Setelah aku merasakan keberadaan tubuhku. Aku terkadang mencobanya untuk menggerakkan tubuhku, berputar, menggeliat dan menjulurkan tanganku kedepan menyentuh dinding rahim. Aku mendengarkan suara gaduh diluar dinding rahim yang belum kumengerti maknanya. Tetapi aku merasakan ada makhluk lain yang menyentuh perasakanku. Sentuhan yang amat tulus melalui getaran cinta yang pernah aku rasakan dari Tuhanku. Siapakah gerangan yang mengirimkan getaran cinta kedalam jiwaku selain tuhanku.

Bentuk tubuhku semakin sempurna. Aku bisa merasakan kesempurnaan itu. Aku sudah mampu menggerakkan seluruh anggota tubuhku. Aku sudah merasakan kenyamanan dan sangat bergantung dengan kehidupanku disini. Rasanya aku tak ingin melepaskan kenikmatan yang kurasakan. Inilah pengalaman baruku yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Tetapi memang tidak sebanding dengan keberadaanku di alam azaly yang abadi. Karena disana aku berada dekat dengan Tuhanku. Disini aku dikungkung oleh badanku yang memilki perasaan sedih, senang, gelisah. Badanku sangat tergantung dengan lingkunganku yang mempengaruhi perasaanku. Di dekat Tuhanku aku merasakan ketentraman yang abadi tanpa perbandingan sedih dan senang, gelisah dan tenang, gelap dan terang, tertawa dan menangis.

Waktu bergerak selama sembilan bulan ukuran waktu di bumi. Ada sesuatu yang aneh dalam tubuhku. Badanku semakin membesar hampir memenuhi ruangan rahim. Aku semakin tak kuasa menahan tubuhku. Seolah ada yang mau mendorong keluar dari tempatku. Akan tetapi hatiku sudah terlanjur bahagia disini. Di tempat yang penuh kenikmatan tanpa harus menggunakan peralatanku untuk bekerja. Aku tinggal merasakan saja tanpa harus mencari rizki dan mengunyah makanan. Sungguh hatiku telah terikat di tempat ini. Perasaanku menolak jika aku harus pergi dari sini, tetapi badanku menuntut harus keluar dari rahim. Perasaan ingin memberontak namun tak kuasa kulakukan. Aku benar-benar pasrah. Tubuhku seolah mau terlempar keluar dari rahim. Pasti ini ketentuan Tuhanku yang menugaskan aku ketempat yang baru. Aku hanya menuruti kemauan Tuhanku. Aku tidak bisa menentukan hidup lebih lama dalam rahim. Ini bukti Tuhan yang memperjalankan diriku menuju tempat yang aku belum tahu.

Abu Sangkan

… tunggu tanggal terbitnya …

RINDU DI SINGGASANA TUHAN (3)

Sang Ruh Turun ke bumi

Tuhan mengumpulkan seluruh ruh di padang azaly. Suasana terang benderang oleh Cahaya Ilahy yang memantul menjadi sifat ruh yang suci. Adalah gelar “Ruh-Ku” yang disandang oleh makhluk yang akan bertugas turun ke bumi. Disaat menjelang persiapan ditiupkan ruh kedalam tubuh manusia, Tuhan berkata: “Ya Ruhii … bukankah Aku ini Tuhanmu?” Para ruh menjawab: “Tentu wahai Tuhan, kami bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhan Penguasa seluruh alam. Kami siap menerima tugas suci ini atas nama Engkau. Akan kami nyatakan bahwa setiap yang kami kerjakan adalah atas Nama Engkau Yang Maha Pengasih dan Penyayang”.

Tuhan memberi pengarahan kepada Ruh untuk berhati-hati menjalankan tugas berat. Karena seluruh makhluk tidak mampu membawa amanah ini. Tuhan mengingatkan: “Hakikat dirimu adalah Aku ciptakan melalui Tiupan Ruh-Ku yang bersifat suci. Pada saatnya engkau harus kembali menghadap-Ku. Tubuhmu aku ciptakan dari Tanah yang memilki sifat rendah seperti binatang. Iblis akan selalu mengikuti engkau dibalik sifat-sifat kebinatangan ini. Jika engkau lengah atas dirimu sebagai tiupan Ruh-Ku, engkau akan ditenggelamkan kedalam lumpur hitam yang menyebabkan dirimu tak mampu keluar tanpa pertolongan- Ku. Engkau akan menjadi binatang yang sangat buas melampaui binatang yang telah Aku ciptakan dengan sifat serakah. Engkau akan saling membunuh dan merusak alam yang telah Ku ciptakan. Dan engkau akan menjadi penentang-Ku yang paling hebat seperti yang dilakukan Iblis kepada-Ku”.

Ingatlah … pertahankan dirimu sebagai Ruh Tiupan-Ku, bukan sebagai badan berunsur sari pati tanah. Engkau bertugas mengendalikan sifat-sifat badanmu yang selalu berkecenderungan terikat kepada asal muasal ciptaannya, yaitu tanah. Jangan seperti seorang kusir delman yang tidak mampu mengendalikan kudanya yang liar membawamu kemana saja. Tugasmu adalah mengendalikan kuda-kuda tersebut atas perintah-Ku.

Jika engkau mampu mengendalikannya, maka engkau telah memenuhi amanah-Ku. Engkau adalah wali-Ku, engkau adalah utusan-ku yang sejati. Saat ini, mulailah bertugas dengan tetap berpegang teguh mengingat-Ku setiap saat.

Dengan perasaan berat, Ruh tidak kuasa meninggalkan Tuhan menuju tempat yang asing baginya. Ia sudah merasa bahagia bersama Tuhan. Menikmati memandang Wajah-Nya yang tak terbandingkan. Ia masih ragu-ragu untuk memulai bertugas. Karena khawatir tidak bisa lagi berjumpa Tuhan. Keterikatannya terhadap Tuhan begitu kuat, sehingga berat rasanya untuk melangkah unjuk diri.

Abu Sangkan

nantikan kelanjutannya …