kenapa "jodoh"

suami -istri, mungkin kita yang sudah berkeluarga tidak menyangka akhirnya dia menjadi suami atau istri kita. sesuatu yang susah dijelaskan menggunakan logika, misalnya kenapa saya tertarik dengan dia? apanya yang membuat saya tertarik? kenapa saya mencintai dia kok bisa? lha terus … kenapa juga aku mau menikah dengan dia…. kok ya orang tua pada setuju, bahkan seolah olah mendorong dorong untuk segera menikah, kenapa juga seolah olah (mungkin beneran) lingkungan dan alam semesta mendukung… meski banyak rintangan kok ya saya mudah saja melaluinya …
jodoh tidak begitu saja … tapi merupakan proses sejak kita kanak mungkin sejak kita bayi dan terus menerus hingga dewasa. sekarang mari kita tinjau masalah jodoh ini dari sisi lain (bukan dari takdir), coba kita fllashback atau melihat masa lalu kita, ternyata ketertarikan dengan suami atau istri kita yang sekarang adalah kumluatif dari sekian banyak pengalaman yang mengisi alam bawah sadar kita. coba kita lihat lebih dalam mengapa kita menyukai kesederhanannya, ketawanya, senyumnya, wajahnya, keluarganya, dst dst dst… itu semua merupakan cerminan alam bawah sadar kita yang “mendambakan” sosok orang sebagai pemenuh atau sebagai pelengkap dari sejumlah alam bawah sadar kita.
mungkin kita heran mengapa tidak semua orang menyukai wanita cantik, atau pria ganteng, tidak semua orang menyukai kulit putih atau malah dia sangat memyukai gadis yang hitam legam… pendek agak gendut… dia bisa membayangkan indahnya memiliki pasangan yang demikian…
keinginan dengan lawan jenis sangat tergantung sekali dengan masa lalu… inilah yang menjadi alasan kenapa cantik atau ganteng itu subjektif. secara nyata kita melihat orang kulit hitam (black) menyukai dengan orang yang kulitnya hitam padahal kita yang kulitnya sawo matang mungkin melihatnya saja sudah “bagaimana”….
kenapa Jodoh… Allah maha adil … jika semua orang menyukai orang cantik.. atau orang ganteng pasti kerepotan.. itu orang cantik dan ganteng tersebut.
kesimpulan saya kenapa berjodoh… bahwa alam bawah sadar kita merupakan kumpulan dari berbagai macam pengalaman sehingga pillihan jatuh pada 1 orang dari sekian juta pilihan, yang tidak logis dan tidak rasional jika kita ditanya “kenapa memilih dia”…. oke mari kita diskusikan…

jangan percayakan anak pada pembantu tapi percayakan kepada Allah

seringkali hati kita merasa tenang jika anak kita sudah diasuh pembantu atau baby sitter, tapi pertanyaan nya apakah mereka bisa kita percaya??? okelah mereka (pembantu) sudah berpengalaman, menunjukkan sikap sikap bisa dipercaya, dan profesional… namun jika kita lebih lanjut…. apakah pembantu bisa menyelamatkan anak kita ketika dia jatuh? apakah pembantu bisa mendidik ruhani anak kita, apakah pembantu bisa menghindarkan anak kita dari virus penyebab penyakit sehingga anak kita sakit? saya kira tidak sejauh itu. kalau dipikir pikir kita pun tidak mampu … apalagi pembantu kan gitu… nah untuk itu yang bisa mengatasi semua itu adalah Allah , jadi percayakan anak kita kepada Allah.
bagaimana mempercayakan anak kita kepada Allah. caranya gampang… cukup setiap pagi kita usap kepala anak kita, belai anak kita, kemudian kita sambungkan hati kita kepada Allah dan kita berdoa… ya Allah saya titip anak saya, didik dia, dan pelihara dia….. lakukan ini dengan penuh kasih sayang .
mempercayakan kepada maha yang Bisa Dipercaya ini sangat penting karena kadang walalupun kita sudah percaya dengan pembantu kita masih merasa khawatir dengan anak kita dan ini kan jelas membuat hati kita tidak tenang.