me release syahwat saat puasa

Syahwat merupakan dorongan dasar manusia yang sewaktu waktu bisa muncul terlebih jika ada stimulasi. dalam berpuasa kita dilarang dengan sangat keras melampiaskan syahwat meski dengan pasangan yang sah, hukumannya tidak tanggung tanggung yaitu berpuasa berturur turut selama 2 bulan….

tarikan syahwat sangat kuat sekali sehingga keadaan spiritualitas kita bisa nge DROP gara gara yang satu ini. akibat tarikat dorongan syahwat ini pikiran kita juga terganggu , emosi dan seluruh tubuhpun secara spiritual mengalami kekacauan…

saran saya bagi yang sudah bersuami atau beristri di saat dihalalkannya untuk berhubungan dengan pasangan lakukan dengan niat ibadah… sehingga di siang hari ketika puasa dorongan itu sudah banyak berkurang. bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah jadi sangat baik sekali untuk melakukan “ibadah” yang satu ini.

bagi yang belum memiliki pasangan sebisa mungkin menghindari stimulasi baik visual, auditory atau sensor lainnya. jika keinginan itu memuncak mencobalah untuk memohon kepada  Allah seperti apa yang dilakukan nabi yusuf… ya Allah sy tidak kuat dengan syahwat saya, turunkan rahmat Mu ya Allah…. kemudian berserahlah dan relaks.

me release syahwat di saat puasa merupakan latihan nafs yang berasal dari tubuh… agar kita sadar bahwa dorongan nafs ini bukanlah dari kita , bukanlah dari Ruh…. sehingga kita akan paham benar bahwa tubuh kita, nafs kita sedang meninggi syahwat nya… sadari ini kemudian lakukan penyerahan diri total sehingga kesadaran Ruh aktif dan syahwat kita akan di Rahmati Allah sehingga dorongan itu akan hilang berganti menjadi ke tenangan atau muthmainah.

ramadhan hari ke 11 : hanya Ruh yang bisa menangkap lailatul qodar

pada malam itu turun lah malaikat dan Ruh …dengan ijin Tuhan…. demikian arti surat al qodar ayat 3

yang bisa menangkap ruh dan malaikat adalah Ruh yang ditiupkan Allah kepada kita ketika kita usia 4 bulan dalam kandungan. kenapa malaikat bisa ditangkap oleh ruh karena kedudukan malaikat berada di bawah Ruh.  kalau Ruh dengan Ruh jelas ini hal yang sama (memiliki frekwensi yang sama).

maka pelatihan puasa selama sehari sangat penting sekali terhadap penyadaran ruh ini , dengan modal penyadaran ruh inilah ketika malam tiba kita dapat menangkap malam lailatul qodar yaitu malam yang di dalamnya diturunkan malaikat dan Ruh.

jika kita ingin mendapatkan malam seribu bulan caranya sangat sederhana tidak perlu menggunakan amalan amalan khusus terlebih dengan ramalan ramalan datangnya lailatul qodar dimana setiap ulama memiliki ciri ciri tersendiri sehingga membuat kita tambah bingung.  cara sederhana itu adalah menggunakan kesadaran Ruh ini dalam malam itikaf kita.

hakikat ifthor

seharusnya tidak ada perbedaan antara sebelum berbuka puasa dengan sesudah buka puasa, perasaan selalu ingat Allah, perasaan menahan nafsu atau pengalaman spiritual dan pelajaran spiritual yang kita terima atau juga keadaan spiritual yang kita alami tetap kita pertahankan meski sudah berbuka puasa… inilah makna atau hakikat dari ifthor. jadi momentum berbuka puasa bukan momentum syetan untuk bebas menggoda kita, atau nafsu bebas memperturutkan dorongannya tanpa kendali, buka puasa adalah pemberian kekuatan kepada jasmani agar dapat melanjutkan kegiatan atau aktivitas ibadah.

maka dicontohkan oleh Nabi SAW ketika beliau berbuka puasa ketika magrib tiba beliau hanya minum dan makan 3 biji kurma setelah itu menjalankan ibadah sholat magrib. alasan rasulullah tidak hanya masalah kesehatan yang sering diceramahkan selama ini tetapi lebih dalam dari sekedar kesehatan yaitu mempertahanakan kesadaran beliau karena telah mendapatkan keadaan keadaan spiritual selama menjalankan puasa.

kadang hakikat berbuka puasa ini seringkali dirusak oleh pikiran kita karena dalam memahami hadis rasulullah yang saya anggap (kurang benar) misalnya hadis rasulullah tentang menyegerakan berbuka puasa maka kita menyangka untuk makan sebanyak banyaknya ketika buka puasa (ketika magrib tiba), ada hadis lagi ada dua kegembiraan orang yang berpuasa pertama ketika berbuka dan kedua ketika bertemu Tuhan…. pada kegembiraan pertama yaitu ketika berbuka ini seolah olah kita seperti pesta merayakan kegembiraan dengan makan sebanyak banyaknya… persis seperti 1 syawal kita merayakan kegembiraan atas sudah bebasnya kita makan… merdeka……dan kegembiraan kedua bertemu dengan Tuhan itupun di plesetkan bahwa nanti di akhirat, nanti setelah kiamat.. padahal kegembiraan bertemu dengan Tuhan saat puasa itu adalah ketika kita menemukan diri kita yang sebenarnya yaitu ruh suci karena dengan menemukan diri sejati inilah kita bisa bertemu dengan Allah…kapan ? ya sekarang …

perilaku atau cara berbuka puasa ini banyak dicontoh kan oleh ulama sufi dimana ketika beliau beliau berbuka beliau sangat hati hati maka ada  ulama sufi yang hanya meminum seteguk minuman, atau secuil makanan… kemudian beliau menjalankan ibadah sholatmagrib …