bermain matematika pada malam lailatul qodar

perilaku ibadah kita dari dulu hingga sekarang tidak mengalami perubahan, selalu di 10 hari terakhir  hampir disetiap masjid, hampir setiap penceramah selalu bermain matematika pahala ibadah di hari hari terakhir ramadhan. memotivasi orang untuk beribadah dengan iming iming pahala merupakan motivasi paling rendah. kata maslow dalam the need of hirarchi nya bahwa seorang akan termotivasi jika mereka diimingi imingi sesuatu, semakin riil iming iming tersebut maka orang tersebut memiliki need yang semakin rendah.

bermain matematika di bulan bulan terakhir bulan ramadhan sangat memalukan bagi kita yang benar benar ingin mendekatkan diri kepada Allah. Nilai kedekatan Allah dengan pahala yang berlipat lipat jelas sangat jauh, coba kita sadar Allah yang selalu mengamati kita sedang melihat kita begini: ” kalau saya baca al quran maka setiap huruf nya 10 kebaikan dikalikan jika saya mendapatkan malam lailatul qodar setiap huruf dikalikan 1000 bulan (1 bulan ada 30 hari)…. itu baru satu huruf seandainya saya baca satu JUZ …Waaahhhh capek deh ngitungnya….” coba apa kita tidak malu dengan Allah?????!!!!

marilah saudaraku terutama yang aktif membaca blog ini , kita tingkatkan amaliah kita dengan meninggalkan matematika ibadah… sudahlah, kita sudah pasti dapatnya untuk apa menghitung hitung…. seperti anak kecil yang baru kemarin belajar sholat….. yang tidak mau sholat kalau orang tuanya tidak memberikan mainan….

kita ihlaskan itikaf kita, sholat kita, sedekah kita, hanya untuk Allah bukan untuk pahala atau iming iming lainnya….

ramadhan hari ke 21 : persiapan puasa syawal sejak sekarang

puasa syawal adalah kelanjutan dari puasa ramadhan, puasa ini dilakukan 6 kali dalam bulan syawal. kenapa persiapan sejak sekarang ? ya karena biasanya kita memiliki pandangan bahwa 1 syawal adalah hari kemerdekaan kita untuk bebas makan dan minum, kita lupa bahwa setelah puasa kita ada puasa syawal dan puasa senin kamis, jika kita merubah pandangan ini maka kita akan berat dalam menjalankan puasa sunah setelah ramadhan.

persiapan yang dilakukan sekarang adalah menjaga “buka puasa” kita agar tetap dalam keadaan fitroh….(baca : http://setiyo.wordpress.com/2010/08/21/hakikat-ifthor/) yaitu dengan berpandangan bahwa buka puasa bukanlah pembatalan puasa yang membebaskan diri untuk bebas makan dan mium. buka puasa adalah momentum untuk memberikan kesempatan kepada jasad agar mampu beribadah pasca puasa. ini persiapan pertama sehingga dari sini nanti kita akan terbiasa untuk puasa terus menerus tidak terbatasi oleh “buka puasa” dan tidak terbatasi oleh “hari raya idul fitri”

persiapan selanjutnya adalah meniatkan diri untuk tetap berada pada kesadaran Ruhaniah dengan menjalankan puasa puasa sunah. karena puasa adalah jalan pintas untuk lebih bisa menyadari diri kepada kesadaran yang lebih tinggi.