Apa itu puasa ramadhan

beda puasa ramadhan dan bukan ramadhan terletak pada kekhususan dalam menjalanakannya. ibarat apa beda antara haji dan umrah. tentu sangat beda. ramadhan adalah bulan penuh energi ilahi. siang hari kita berlatih membebaskan diri dari ikatan fisik malam hari kita mebangkitkan ruh dengan tarweh dan dzikir serta itikaf.

kalau puasa biasa tidak diyadhoh untuk membangkitkan Ruh agar aktif. tapi sekali lagi kalau ramadhan kita ada ritual lain pada malam hari.

amalan batiniah paling utama di bulan ramadhan adalah berserah diri kepada Allah. karena dengan berserah diri ini lah kita dapat meninggalkan tubuh kita dan dapat mengaktifkan Ruh kita. kadangkala kita malah sering melupakan laku berserah ini, jadi lakukan puasa dengan berserah, lakukan tilawah dengan berserah, lakukan tarweh dengan berserah, lakukan itikaf dengan berserah.

jika kita bisa mengamalkan puasa ramadhan ini dengan berserah maka kita akan mendapatkan arti sebenarnya “puasa ramadhan, yang sangat berbeda dengan puasa lainnya”. jadi jangan sia siakan bulan ini karena inilah kesempatan setahun sekali kita dipaksa Allah untuk mendapatkan keberadaan diri yang sejati.

ingin seperti Rasulullah ? banyaklah bershalawat

banyak orang yang mencoba ingin seperti rasulullah hanya membaca hadis dan sejarah beliau, itu tidaklah cukup. sebab yang namanya perilaku (termasuk perilaku Rasulullah) ada sumber yang mendasarinya yaitu Ruh.  Jika kita hanya mencontoh Rasulullah secara lahiriah saja bisa dipastikan kita tidak akan kuat untuk menjalankan seperti yang Rasulullah lakukan. maka kita harus melakukan dua hal dalam mencontoh rasulullah yang pertama ada membaca sejarah Nabi sehingga otak kita terinstal perilaku rasulullah, kemudian yang paling penting adalah menyamakan frekwensi atau mendekatkan diri pada frekwensi yang Rasulullah gunakan. Cara yang paling praktis adalah dengan bershalawat kepada beliau.

cara bershalwat ini pun agak berbeda dengan yang banyak dilakukan oleh orang. jika kebanyakan membaca shalawat dengan berdendang dan bernyanyi yang lupa akan “rasa sambung” kepada Rasulullan maka kalau shalawat yang saya maksud disini adalah shalawat yang mementingkan rasa sambung kepada Rasulullah untuk di doakan menuju kepada Allah . jadi shalawat yang saya maksud adalah adanya 2 kesambungan kita yang pertama kepada Allah dan yang kedua kepada Rasulullah.

ketika kita sambung kepada Rasulullah maka rasanya kita seperti menjadi rasulullah…… (stop jika anda kurang paham dengan yang saya maksud), kita mnghilangkan perilaku , pikiran , perasaan kita ganti dengan apa yang dirasakan rasululla, apa yang di pikirkan rasulullah, dan apa yang dilakukan rasulullah. Hal ini sebaiknya dilakukan ketika kita sudah menginstal pengetahuan kita dengan hadist, sejarah hidup rasulullah, dan Al quran tentunya.

sekali lagi bagi yang tidak paham atau kurang paham atau  malah suudzan terhadap tulisan saya sebaiknya berhenti disini….

dalam kajian kesufian ada fana fii rasul, keadaan ini mungkin sama dengan apa yang saya maksud dalam tulisan saya diatas.

shalawat ini akan membawa kita kepada apa apa yang dialami rasulullah tentunya juga yang sesuai dengan keadaan spiritualitas kita. Rasulullan memiliki pengalaman spiritual yang sangat luar biasa, ibaratnya kita menyambungkan kepada beliau kemudian kita mendapatkan energi itu dimana tetap bahwa energi itu berasal dari Allah SWT.

nah intinya dengan banyak bershalawat kita banyak mendapatkan energi kerasulan yang berasal dari Allah SWT.