Dakwah cara Rasulullah

dalam berdakwah Rasulullah tidak mengada ada, misalnya beliau berperang beliau bukan mengada ada untuk berperang, misalnya beliau hijrah bukan mengada ada untuk hiijrah, jika beliau menyutujui sebuah perjanjian dengan kaum quraisy tidak mengada ada atau atas inisiatif beliau untuk menyutujuinya. Beliau melakukan cara dakwah beliau semua atas wahyu atau atas perintah dari Allah SWT. Inilah yang saya maksud dengan cara dakwar rasulullah. Rasulullan berdakwah atas perintah Allah bukan melalui pikiran beliau terlebih nafsu beliau. Islam disampaikan beliau bukan dengan pikiran dan nafsu tapi dengan Ruh beliau.

Sekarang bagaimana kita sebagai umatnya agar bisa mencontoh cara dakwah Beliau. Rasulullah dalam dakwah selalu minta petunjuk Allah. Beliau sering melakukan uszlah, sering melakukan meditasi, sering melakukan itikaf , itu semua dilakukan bukan dalam rangka mencari ketenangan diri seperti kita dalam bermeditasi tapi Rasulullah menyendiri untuk mencari tahu dan memohon kepada Allah SWT tentang bagaimana islam ini dapat tersebar luas Dan semua yang beliau dilakukan dari mulai di gua hira, di masjid dengan itikaf, kemudian dalam setiap sholat beliau pasti ada posisi diam meditatif, ini semua dilakukan untuk tujuan dakwah beliau.

dakwah beliau bukan semata mata keahlian beliau atau kepandaian beliau bahkan beliau di juliki Ummi yang artinya tidak manggunakan pikiran beliau untuk berdakwah.

Seorang dai seharusnya meniru cara rarulullah ini yaitu menyampaikan risalah islam dengan penuh rasa keprihatinan untuk menyelematkan umat dari “neraka’.

rasa keprihatinan dari dai tersebut diwujudkan dengan banyak beritikaf, bermeditasi, sholat dengan tumakninah, banyak menyendiri untuk berduaan dengan Allah….. bahasa jawanya adalah mantheng…… terakhir ketemu ust abu seminggu yang lalu, terakhir beliau berpesan kepada saya….. solo di pantheng yo…… (solo dimohonkan kepada Allah ya ….) artinya perintah Ust abu tersebut menyuruh saya untuk banyak bermeditasi banyak itikaf, dan banyak bermokunikasi Allah untuk perkembangan sholat khusyu di solo.

Sebagai seorang dai harus berkeyakinan bahwa Allah yang menurunkan hidayah di suatu tempat, jika terjadi perubahan akhlak dan islam menjadi besar itu bukan karena kepandaian ulamanya atau dainya tapi karena Allah sendirilah yang membuka hidayah tersebut

Jadi singkatnya , sebagai seorang dai kita harus sering sering duduk diam entah itu di rumah, di masjid, atau dimanapun kita lakukan untuk memohon kepada Allah agar umat manusia bisa terselamatkan dari “neraka”….