jika usia anda mendekati kematian

Mati itu tidak membawa apa apa, maka segera bagikan apa apa yang dimiliki , segera bagikan kepada orang lain, terserah mau dibagikan kepada anak atau diwakafkan. sehingga persiapan mati ini tidak memiliki apa apa lagi. ini penting agar ketika ajal menjemput kita sudah siap untuk meninggalkan semua. bilang saja ke anak anak bahwa ajal tidak bisa dipastikan, untuk semua harus rela saya tinggal, semua harus ihlas.

membagikan warisan sebelum meninggalkan itu lebih baik karena tidak akan terjadi rebutan warisan yang sering terjadi di sekitar kita.

yang penting dalam usia menjelang ajal ini adalah kepasrahan jika sewaktu sewaktu diambil Ruh kita menghadap Allah. jangan berpikir dunia lagi, yang dilakukan cukup ibadah dengan penuh kepasrahan kepada Allah SWT.

Sering-seringlah menjalankan dzikir nafas , dengan pembiasaan dzikir nafas ini maka anda akan mendapat banyak manfaat

1. keluarnya nafas terakhir akan diiringi dengan dzikir Allah (level 2) sehingga perbuatan terakhir yang kita lakukan dalam hidup ini adalah berdzkikir “Allah”

2. keluarnya nafas pada level 3 diikuti dengan kepasrahan kepada Allah menyebabkan kita bisa menikmati sakaratul maut dengan bahagia. yang menjadikan sakit ketika mati adalah ketidakpasrahan kita kepada Allah yang menyebabkan tarikan keluar tertahan oleh ego dunia.

baiklah ini sedikit saran kepada pembaca semua, kita tidak tahu kapan mati itu tiba, tapi biasanya jika sudah sakit sakitan, usia diatas 60 tahun, tubuh sudah berkurang banyak aktivitasnya, keinginan keinginan sudah berkurang banyak. Maka sadarlah bahwa sebentar lagi ajal menjemput, tidak perlu takut karena ada cara yang membuat kita bisa menikmati saat saat sakaratul maut. Ketakutan itu muncul karena dia tidak tahu caranya atau karena masih memiliki banyak harta… egonya masih kuat, akunya masih kuat…sifat ananiyah nya masih kuat.

innalillahi wa innailahi rajiun….. semua dari Allah dan akan kembali kepada Allah

 

bersyukurlah kepada yang Kosong

jika kita arahkan kesadaran kita kepada Allah maka pikiran kita tidak akan dapat menjangkaunya. Pada saat itulah kita tidak dapat lagi berpikir siapa Tuhan kita, maka ketika kita bersyukur kita harus jelas bahwa syukur itu kita tujukan untuk siapa, pastinya yang jelas untuk Allah SWT. jika kita bersyukur untuk Allah SWT maka keadaan syukur kita akan mendapatkan suatu kenikmatan yang diturunkan Allah ke dalam jiwa hati dan pikiran..