JIka kemampuan ustad hanya seperti yang ada pada gadget atau leptop atau komputer maka nantinya Peran Ustad tidak akan diperlukan lagi. Untuk apa mengundang Ust kalau kemampuannya hanya merecall simpanan memorinya tentang quran dan hadis, berarti sama dengan software quran digital ataupun hadis digital.
Seorang ustad harus memiliki deferensiasi dengan gadget, dia harus mampu membawa jamaah ke arah spiritual dan emosional positif. tidak sekedar mengupgrade jamaah dari sisi kognitif saja.
Ustad yang hanya pandai berceramah dengan dalil dalil quran dan hadis akan terkalahkan oleh google. Model ustad yang demikian tidak akan membawa perubahan yang signifikan apapun bahkan salah salah jika dia hanya berkutat benar salah, ini bidah itu bidah maka ustad yang demikian berpotensi terhadap perpecahan umat.
maka profesi Ust harus bisa menjadi trainer seperti sosok Ary Ginanjar, yusuf mansyur yang ceramahnya dapat merubah perilaku seseorang. dan ini tidak mudah, karena seorang ust harus memiliki softskill khusus. maka saya punya ide bagaimana jika di institusi institusi yang mencetak calon ust atau kyai sperti pondok pesantren, diberi bekal TOT training for trainer. ini tentunya akan menjadi terobosan yang luar biasa karena nantinya umat akan berubah, tidak stagnan seperti sekarang. Ilmu ilmu seperti NLP sepertinya sangat diperlukan oleh calon ust atau kyai.