Kunci spiritual parenting ada di AMANAH

Mungkin banyak yang terjebak mendidik anak berdasarkan rasa cinta dan kasih, padahal dalam islam cinta kepada anak termasuk dalam kategori cinta dunia. Ketika anak dicinta secara buta, misalnya apa apa pokoknya untuk anak, karena berlebih rasa cintanya kepada anak maka nantinya proses pendidikan tidak akan terjadi dengan baik dan benar, karena rasa cinta yang berlebihan akan mengakibatkan ketidakobjektifan dalam mendidik, tentu saja bukan lantas benci dengan anak, karena benci dengan anak pun itu akan menghilangkan keobjektifan dalam mendidik anak.

Proses pendidikan spiritual pada anak harus mendasarkan pendidikan kepada Allah SWT, maka pendidikan juga harus di nisbahkan menjadi sesuatu yang bukan senang senang punya anak tapi lebih dari itu yaitu sebagai suatu amanah untuk mendidik dan membesarkan dengan baik. Semangat spiritual seperti ini akan melahirkan anak yang terdidik dan terarah hidupnya. Orang tua dengan memegang prinsip bahwa anak adalah amanah maka dirinya tidak akan berani untuk menyianyiakan anak barang sedikitpun, bagaimana mungkin anak adalah amanah dari Allah dimana tanggung jawab penuh ada pada orang tua. Orang tua yang mengasuh anaknya berdasarkan rasa ihlas karena Allah tidak akan mudah lelah dan tidak mudah kecewa kepada anak. Coba lihat jika orang tua mendasarkan cinta dalam mendidik anak maka ketika anak tidak sesuai dengan keinginan orang tua maka orang tua akan mudah emosi, misalnya saja ketika anak mendapatkan nilai sekolah jelek, hal itu dianggapnya memalukan orang tua akhirnya orang tua kecewa setengah mati dan memarahi anak untuk melampiaskan kekecewaan tersebut. Tapi coba bandingkan dengan orang tua yang ihlas mengemban amanah dari Allah, ketika anak mendapatkan nilai yang jelek maka anak tersebut tidak akan dimarahi karena orang tua tidak kecewa malah orang tua lebih bisa mengevaluasi dirinya yang kemungkinan masih ada cara mendidik anak yang kurang.

Allah pun memperingatkan ini dalam suatu ayat quran

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّ مِنۡ أَزۡوَٲجِكُمۡ وَأَوۡلَـٰدِڪُمۡ عَدُوًّ۬ا لَّڪُمۡ فَٱحۡذَرُوهُمۡ‌ۚ وَإِن تَعۡفُواْ وَتَصۡفَحُواْ وَتَغۡفِرُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampunkan (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi 
Maha Penyayang.”  (Surah At-Taghabun: 14)
Apa apa yang kita cintai selain Allah suatu saat akan menjadi ujian dan cobaan bagi kita, maka orang tua jika ingin mendidik anaknya dalam pendidikan islami harus memperhatikan niat yang ada pada dirinya, apakah mendidiknya karena Allah atau hanya berdasarkan rasa cinta saja.

Pendapat ini  memang kontroversial karena biasanya orang tua dalam pendidikan anak selalu mangagung agungkan cinta, bukan amanah. Mungkin sebagai orang tua kita akan banyak intropeksi diri kesalahan kesalahan dalam mendidik anak ini, termasuk kesalahan mendasar adalah kesalahan niat yang bukan karena Allah tapi karena rasa cinta semata.

pergunakan rasa cinta kepada anak sebagai penambah keihlasan kita untuk mendidik anak, jangan berhenti kepada cinta saja sebab saya katakan diatas bahwa cinta dunia akan berakibat kesengsaraan. Sudah banyak orang tua yang kecewa dengan tingkah laku anaknya padahal menurut orang tua, dia sudah mendidik dengan penuh cinta dan pengorbanan….. sekali lagi mari kita perbaiki niat kita dalam mendidik anak. Semoga Allah memberikan keihlasan kita untuk mendidik anak… amin.