tidak perlu label sufi atau wali

mendekat ke Allah tidak perlu label, label sufi, label makrifat, label wali dan lainnya. mendekat ya mendekat saja. Allah pun tidak membutuhkan label dan gelar dari hambanya…. mungkin label yang pas ya hamba. label hamba adalah label terendah dan yang paling diterima Allah.

baik kembali ke masalah label label. Label sufi membuat pikiran menjadi terkotak menjadi “sufi” akhirnya sombong dengan kesufiannya, dengan ilmu sufinya dengan laku sufinya dan dengan ibadah sufinya. Label wali, sama dengan sufi yang pada akhirnya terkotak menjadi seorang “wali” label yang dibuat sendiri atau anggapan orang lain yang pada akhirnya seorang berlabel wali akan berperilaku seperti apa itu wali. pakaian seorang wali, tingkah laku seorang wali, dan gaya gaya seorang wali. sekali lagi kalau tidak hati hati label label ini akan menyebabkan keakuan “wali” keakuan “sufi” dan keakuan ini dapat menghijab antara hamba dan Allah.

Memelihara jin

Jin bukan benda, dia ada di alam Ghoib, yang namanya ghoib berarti ada di sistem keyakinan kita. kalau kita yakin ada ya ada kalau kita yakin tidak ada ya tidak ada. Keyakinan bahwa jin itu ada dengan memelihara maka berarti seseorang tersebut memeliharanya bukan di alam nyata tapi di alam keyakinan.

berarti kalau memelihara caranya dengan menjaga keyakinan agar tetap yakin bahwa jin itu ada. Kontek memelihara berarti ada suatu maksud tertentu terjadap jin tersebut atau sistem keyakinan terhadap jin tersebut. misalnya memelihara jin untuk kebal maka dan pasti orang tersebut akan mengamalkan atau berbuat sesuatu yang dapat lebih meyakinkan tentang keberadaan jin dan fungsi jin tersebut dalam alam  pikirannya.

bisanya lagi untuk memperkuat keyakinan tidak sedikit yang mengorbankan diri, yang berupa ritual yang menyiksa atau dengan jumlah mahar yang tinggi. masih ditambah dengan bacaan bacaan harian yang jumlahnya juga lumayan banyak.

dengan penderitaan dan pengorbanan inilah sistem keyakinan bawah sadar (keyakinan tentang jin) terbentuk. Secara nalar jin atau nama jin hanya sebagai anchor saja untuk mengaitkan dengan kekuatan bawah sadar. Anchor bisa macam macam bentuknya ada yang akik juga dan lain sebagainya.

memelihara jin kadang juga menggunakan sesaji sesaji seperti yang banyak terjadi di budaya budaya tradisional. sesaji itu adalah dalam rangkap mempertahankan sistem keyakinan alam bawah sadar. Bahkan di beberapa tempat seperti Bali wujud jin di visualisasikan agar lebih memantabkan sistem keyakinan bawah sadar tentang kekuatan “jin”.

sebagai muslim perlu kita bersihkan kekuatan kekuatan jin dalam alam pikiran bawah sadar kita, biarkan dia ada tapi tidak perlu pelihara, biarkan dia ada tidak perlu kita beri sesaji, tidak perlu kita buat ritual atau kita beri “makan” baik dengan makanan riil atau dengan bacaan bacaan tertentu. Tidak perlu juta kita visualisasikan dengan bentuk yang sesuai dengan alam pikiran kita sebab itu akan semakin memperkuat jin dalam pikiran kita dan pada akhirnya akan membuat kita menjadi MUSYRIK.Jin itu tidak nyata dia ada hanya ada