Yang sebenarnya Baiat

dua kalimat syahadat adalah sebenar benar baiat. satu baiat ini sudah mengijazahi semua amal amal yang ada dalam islam (yang resmi). Kalau ada amalan lain yang tidak ada di quran dan hadis biasanya ada baiat atau ijazah tambahan. sebenarnya kita ini menggunakan amalan yang ada di quran dan sunah ini sudah “blenger” artinya kalau kita amalkan semua kita tidak akan mampu. sehingga tidak perlu menambah amalan lain yang harus melalui baiat atau ijazah. Tapi anehnya ada yang baiat dengan mengamalkan wirid beribu ribu tapi meninggalkan amalan yang jelas jelas sudah di sunahkan rasulullah bahkan ada yang diwajibkan. ini memang ironi yang sudah umum di khalayak umat.

Di dalam dzikir nafas karena intinya ada di dzikirnya bukan di nafasnya maka tidak perlu ijazah tidak perlu baiat,… bahkan kalau paham dengan metode saya lewat buku yang sudah saya tulis pun tanpa perlu bimbingan saya langsung boleh dijalankan. kecuali kalau tidak paham atau bingung dengan sensasi spiritual yang muncul maka sayapun siap untuk memberikan penjelasan.

jadi DN merupakan contoh amalan yang tanpa baiat, tanpa sanad silsilah yang berbelit, dan tanpa mursyid (manusia) bisa menjadi jalan untuk menuju kepada Allah SWT. dan Hasilnya cukup signifikan. Anda baca tulisan saya kemudian anda mengamalkan maka langsung anda akan dapat merasakan betapa Allah itu sangat dekat dan bisa berkomunikasi dengan Beliau.

Anda mengamalkan DN tidak sampai berminggu minggu apalagi berbulan bulan hasilnya akan sangat nampak. Sholat anda akan lebih tumakninah dan khusyu, kesabaran anda akan meningkat, amal ibadah lainnya akan dapat anda nikmati. Sekali lagi DN menjadi bukti bahwa langsung ke Allah itu tanpa ijazah dan tanpa baiat kalaupun baiat cukup sekali yaitu syahadat. Bukti bahwa tanpa guru maka gurunya syetan itu adalah salah, DN membuktikan semakin langsung ke Allah maka syetan ngacir… dan kita semakin dekat dengan Allah melalui bimbiinganNya.

 

Rasulullah bukan mursyidul kamil

rasulullah adalah utusan Allah .. Rasulllah bukan mursyidul kamil sebab tugas beliau hanya menyampaikan apa apa yang dari Allah. hidayah iman bukan dari Beliau tapi dari Allah dan ini terbukiti ketika paman beliau tidak bisa beliau islamkan. justru dengan menyebut Rasulullah mursyid itu lebih menyakitkan karena beliau tidak mengajarkan bahwa beliau adalah mursyid. Kalau memang kita mengikuti Rasulullah maka ikuti ajarannya bukan mengada ada, misalnya karena terlalu cintahnya kita kepada Rasulullah maka kita menganggap Beliau sebagai seorang yang lebih dari rasulullah… Rasulllah ingin kita ini lurus ke allah… DN adalah mengikuti perintah Rasulullah untuk lurus ke Allah bukan ke Rasulullah Ibaratnya Rasulullah ini adalah petunjuk maka kita sendirilah yang harus berjalan bukan minta di gendong sama Rasulullah.

Sanad dalam beramal diperlukankah?

Sanad diperlukan di dunia keilmuan bukan dunia pengamalan. jadi kalau ilmu memang sebaiknya pakai sanad misalnya qiraat bacaan al quran, ini dalam tataran ilmu bukan amal. Kalau amal jelas dasarnya bukanlah sanad tapi Quran dan sunah. Kalau amal dasarnya adalah sanad, waduh … pasti sangat ribet. Keribetan pertama : ketika mau beramal kita harus tahu sanadnya, dan harus dibaca sampai rasulullah… ketika mau shalat harus tahu sanadnya, mau sedekah harus tahu sanadnya, mau baca al quran harus tahu sanadnya… jadi kalau amal tinggalkan semua sanad, tapi kalau ilmu masih okelah.. karena untuk memperkuat pengajaran berikutnya. tapi itupun juga tidak perlu disebut sebut ketika mengajarkan bahwa sanad nya dari ini dari ini dari ini… dst ya kalau hidup sekarang mungkin sanadnya sedikit lah kalau kita hidup 1000 tahun lagi ke depan… berapa sanad yang harus kita baca… ndak jadi mengajar … waktunya habis untuk meyebutkan sanad.

Nah keribetan kedua ya itu tadi kalau setiap amal wirid misalnya harus menyebut sanad….kalau kita hidup 1000 tahun ke depan… berapa sanad yang kita baca ila hadhoroti… ila hadhoroti… nggak jadi wirid waktunya habis untuk baca sanad…

Ya sanad atau lisensi ini untuk keilmuan saja jangan untuk amal, kalau amal kembalikan kepada quran dan sunah. saya pernah mendengar pengajian bahwa pakai surban dan pakai jubah saja ternyata pakai lisensi yang bersanad, pakai ijazah yang bersanad… weleh weleh…ini namanya terlalu mengada ada… masak iya di arab sana yang semua bersurban dan berjubah harus menggunakan sanad? kan ya tidak.

sanad ini dalam beberapa hal membuat suatu strata dalam beragama. Seolah olah yang sudah bersanad (berlisensi) derajatnya lebih tinggi. Dan orang yang tidak bersanad dianggapnya tidak berhak…. lah emangnya menjalankan atau mendapatkan ilmu agama islam ini Rasulullah juga mengeluarkan Ijazah, mengeluarkan sanad? kan Tidak . Rasulullah hanya memerintahkan kepada semua umatnya. Tidak ada istilah lisensi atau sanad.

baiklah inti dari tulisan ini adalah  jadikan dasar beramal itu adalah quran dan hadis. Kalau ilmu itupun ketika sudah di sebarkan maka halal untuk di cari atau diketahui sebagai sebuah Ilmu. apalagi sekarang dunia internet masak harus pakai sanad… di dunia internet ilmu begitu luas.. coba kalau pakai sanad pasti bingung orang karena banyak yang main copi paste… Sanadnya apa…. jika ditanya,… sanadnya copi paste… haaaa…