Tulislah yang orisinil dari Allah bukan rekayasa pikiran

sudah bukan jamannya lagi menyampaikan ilham itu bahaya, rahasia dan larangan lainnya. Ilham adalah sesuatu yang harus di sampaikan kepada yang lain. Rasulullah pun menyampaikan wahyu itu juga orisinil tidak di korupsi oleh beliau, maka beliau jika ada wahyu turun segera di pelajari dan di sampaikan kepada para sahabat untuk di catat.

maka kita kalau mau mencontoh rasulullah maka sampaikan yang orisinil sampaikan, jangan di olah dengan pikiran sebab kalau di olah maka terjadi rekayasa pikiran sehingga yang asli akan tertutupi. jangan seperti ahli kita yang selalu mengkorupsi ayat sehingga apa yang disampaikan tidak seperti yang asli.

menyampaikan apa adanya memang beresiko tapi santai saja karena Allah yang akan melindungi, Allah yang akan memproteksi . baik mulai sekarang tulislah baik di blog, baik di wall FB baik di tweter atau media lainnya tapi yang orisinil jangan dipikir apalagi di rasa rasa..

Quran dan penafsir berkecerdasan spiritual

seharusnya seorang penafsir al quran memiliki sertifikasi khusus, sekarang ini guru TK saja harus bersertifikasi, jadi hipnotis amatiran saja bersertifikasi. Maka seorang penafsir harus memiliki sertifikasi agar apa yang di tafsirkan ini dapat di pertanggungjawabkan secara profesional. nah salah saya yang usulkan seorang penafsir adalah kecerdasan spiritual dari calon ahli tafsir tersebut. Kenapa perlu test kecerdasan spiritual, sebab al quran ini bukan kitab sembarangan, kitab ini sebenarnya di khususkan bagi mereka yang akan mendalami spiritual secara islam yang dibawa Rasul Muhammad SAW. Bagaimana mungkin penafsiran seseorang bisa di gunakan banyak orang kalau penafsirnya hanya memiliki kecerdasan intelektual saja atau hanya sebatas kecedasan emosional. JIka penafsir tidak memiliki kecerdasan spiritual maka tafsirnya tidak akan dapat dipahami secara spiritual juga. paling paling berkutat masalah fiqh dan akhlak, padahal kita tahu sendiri bahwa Al quran ini lengkap bahkan kandungan spritualnya sangat tinggi dan banyak di tulis.

Seorang penafsir yang memiliki kemampuan tafsir spiritual akan menafsirkan ayat dari sisi yang lebih komlplek dan lebih luas. misalanya dalam surat al ihlas terdapat kata ahad, kalau ahli fiqh menafsirkan ahad ini ya 1 (satu dalam bentuk bilangan.. ) tapi kalau penafsir yang menguasai spiritualitas maka ahad itu adalah kesatuan atau unity, semua tidak terpisah semua adalah satu yaitu Allah SWT.

mungkin belum ada tafsir al quran yang bernuansa spiritual… kebanyakan masih sangat umum dan merupakan penyesauian dengan ayat lain dan hadis rasulullah serta sebab turunya ayat, saya kira hal itupun penting tapi yang lebih utama adalah kandungan nilai spiritual yang ada pada tiap ayat …