aku islam saja tidak suni dan tidak syiah

Rasulullah tidak pernah mengajarkan kita harus jadi suni atau syiah, Rasulullah hanya mengajarkan kepada kita agar kita menjadi orang islam yang berTuhankan Allah dan bernabikan rasulullah.

Sumber perpecahan dan kelemahan umat islam adalah fanatisme golongan. Dan ini benar benar di manfaatkan umat lain sejak Rasulullah tiada. Perpecahan itu adalah suni dan syiah, padahal kalau kita lihat sejarah tidak ada jaman nabi kok ada suni dan syiah. Kesempatan menghancurkan islam sudah ada sejak rasulullah tiada. Yaitu dengan menanamkan benih permusuhan diantara umat islam sendiri. dan kita lihat sangat efektif sekali sampai sekarang. Kita lihat negara besar islam seperti irak dan iran hancur pada waktu karena perang antara suni dan syiah. nah ini akan menjadi senjata pemusnah massal dan sewaktu waktu dapat digunakan.

di Indonesia saja sudah mulai di semai benih benih perpecahan ini. Kemarin saya mengikuti pengajian di kampung wah kebangeten dalam menanamkan kebencian terhadap syiah dengan menyebut bahwa syiah itu membunuh umat islam dan menyebut Bapak khomeini dengan tambahan laknatullah… sontak saja saya bergejolak dan saya tinggalkan pengajian kampung itu. saya mungkin dituduh syiah… karena meninggalkan majelis… ya biar…. yang penting saya tidak suni dan tidak syiah saya penganut agama islam yang lurus ke Allah saja tidak lurus ke suni atau syiah.

fakta sejarah harusnya menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu mawas diri dan merubah diri kemudian waspada dengan isu isu hoax yang berkembang. Maka saya turut menyadarkan diri saya dan siapun yang membaca tulisan ini bahwa saya dan kita adalah islam rasulullah SAW bukan islam yang dibawah pimpinan Syiah atau dibawah pimpinan suni.

mari kita menjadi islam yang cerdas yang benar dan lurus hanya ke Allah dan Rasulullah. Selama kita masih menggolongkan diri menjadi suni dan syiah maka kita tidak akan maju dan selama itu pula kita akan menjadi bulan bulanan umat lain.