Perang dengan kekuatan spiritual maksimal

Perang dengan menggunakan kekuatan spiritual secara maksimal. Kekuatan maksimal ini terletak pada dimana capaian keadaan spiritual yang kita dapat, atau keadaan kesadaran terakhir yang kita dapat dalam berspiritual. Dari sini kita akan sadar bahwa dalam berspiritual kita akan melakukan dengan spiritualitas kita bukannya kita tidak melakukan apa apa tapi berharap adanya keberhasilan. Apa yang dicontohkan para Nabi bahwa pertolongan Allah akan turun itu setelah Para Nabi menjalankan perintah Allah.

 

Perang melawan malas

tidak ada kata lain untuk menghadapi kemalasan yaitu dengan perang melawan malas. Sebab kata malas ini tidak bisa di nego apalagi menggunakan pendekatan budaya atau pendekatan adat. Malas adalah penyakit yang mau tidak mau harus diperangi. Ketika malas di atasi dengan pendekatan budaya atau adat maka malas itu akan melonjak dan akan memperpanjang malasnya serta akan manja sedikit sedikit malas dan sedikit sedikit malas.

Perang melawan malas adalah perang dengan diri sendiri. Tidak ada pertolongan tidak ada bantuan orang lain, kalau sudah di landa malas maka tidak ada kata lain “angkat senjata dan perang” melawan diri sendiri. Selama malas berlangsung, tidak boleh meninggalkan medan laga, tidak boleh meninggalkan medan perang, terus maju dan serang sampai ujung dunia terus maju dan serang. benar sekali semangat dari Bung Karno, rawe rawe rantas malang malang putung.

tidak ada kata tawat menawar, tidak ada kata negosiasi.

cara memotivasi diri dengan ayat : bukan engkau yang melempar tapi Aku

justru ketika seseorang itu tidak mengakui kekuatannya  maka akan muncul kekuatan lain, kalau kita sadar Allah maka itulah kekuatan Allah, maka ayat yang mengatakan bahwa bukan engkau yang melempat wahai Muhammad tapi Aku adalah , ketika Rasulullah mengafirmasikan kekuatan bahwa kekuatan itu adalah Allah, dan Rasulullah tidak memiliki daya apapun maka yang muncul adalah kekuatan Allah.

Anda pernah di landa malas, hal ini terkait dengan kekuatan diri yang diaku menjadi kekuatan diriku, padahal yang sebenarnya adalah kekuatan Allah. rasa malas adalah kekuatan atas ego yang berbalik ke arah diri yang tidak positif tapi negatif. banyak sekali kekuatan negatif dalam diri jika kita akui bahwa kekuatan itu adalah kekuatanku. maka ketika malas cobalah untuk  mengafirmasikan bahwa kekuatan adalah kekuatan Allah dan kita tidak memiliki kekuatan apapun, maka rasa malas itu akan beralih menjadi suatu motivasi gerak yang positif.

Jika seseorang tidak bisa keluar dari kemaksiatan padahal dirinya ingin sekali keluar dari kemaksiatan itu maka langkah praktisnya adalah mengafirmasi kekuatan diri menjadi kekuatan  Allah. Dengan kekuatan Allah ini maka akan menjadi energi positif sehingga akan memberikan dampak yang positif

demikianlah pelajaran ayat ini dan dapat anda pelajari di DN level 4.