makrifat tertinggi akhirnya suruh kerja lagi, saya kira rejeki datang tanpa kerja

bagi saya yang belajar makrifat akan kecewa jika dia berharap dengan mendekat ke Allah rejeki berlimpah atau rejeki akan datang sendiri. Rejeki itu berlimpah eh ternyata kembali kerja lagi. Kalau ada yang punya hutang kemudian belajar dzikir mendekat ke Allah kemudian berfikir hutangnya akan lunas…. ha ha tambah numpuk iya … kalau nggak amanah. Allah bukanlah Dzat yang di dekati kemudian di rayu untuk bisa melunasi hutang… oh tidak itu tidak akan terjadi kalau dia hanya duduk dzikir nafas di mushalla atau di rumah.

Amanah menjadi kunci untuk kehidupan yang lebih baik. Amanah itu jangan jauh jauh yang dekat dan apa yang dimudahkan Allah itulah amanah. Kadang kita nggak sabar dengan amanah yang Allah berikan. sifat bosan dan maunya instan tidak mau istiqomah dalam menjalankan amanah. itu adalah ciri ciri spiritual yang rendah. Spiritual yang rendah, atau makrifat yang rendah karena tidak patuh kepada ALlah dalam menjalankan amanah. Tidak amanah kok ngaku mabuk cinta dengan Allah, tidak perlu ngomong cinta Ilahi, cukup jalankan amanah.

ya endingnya setelah kita mendekat kepada Allah dengan dzikir maka segera untuk kerja kerja kerja menjalankan amanah Allah. mungkin yang membedakan setelah mendekat ke Allah adalah kerja nya sudah tidak cari uang lagi tapi karena menjalankan amanah Allah.

kerja menjalankan amanah bukanlah turun derajat tapi justru derajat meningkat dibandingkan dengan belajar makrifat tapi hidupnya belum amanah, bahkan hidupnya masih menggantungkan pemberian orang lain. karena secara logika terjadi kontradiksi dengan makrifat yang tinggi tapi kehidupan sehari hari masih tergantung dengan orang lain, jelas ini tidak mungkin pasti ada kesalahan dalam berspiritual. Orang berspiritual pasti anti untuk minta-minta kepada orang lain.

 

Seperti apa bisikan setan kepada yang belajar sadar Allah

Syetan pasti akan membelokkan agar manusia tidak sadar Allah. Dengan bisikan bisikan yang membuat manusia ragu tentang sadar Allah. dan berusha membelokkan untuk tidak sadar lagi dan kembali ke awal. Bisikan itu misalnya, setan membisikkan bahwa sadar Allah itu akal akalannya Purwanto, diakan bukan ustad.. jelas yang benar adalah ulama ulama yang bisa bahasa arab dan membaca arap gundul…. mana ada seluruh ulama salah dengan menterjemahkan dzikrullah itu sebagai ingat Allah, jelas benar lah para ustad dan kyai itu. kalau purwanto itu siapa ? bahasa arab aja nggak bisa… mau merevisi bahwa dzikrullah itu adalah sadar Allah… ……..ya ….demikianlah bisikan setan yang terus menerus membisikkan agar manusia tidak sadar Allah dan kembali kepada pengertian ingat Allah.

Setan akan menampakkan bisikan nampak indah dan nampak benar, berkaitan dengan sadar Allah di nampakkan salah dan menyalahi pendapat ulama ulama yang ada di kitab kuning. Sebab kalau sampai manusia berubah mindset dari ingat Allah menjadi sadar Allah, maka semakin mempersulit setan dalam menyesatkan manusia. bagaimana bisa disesatkan oleh setan kalau kesadarannya selalu berada  pada keadaan ON ke Allah.

Kalau manusia tidak merubah mindset dan mengikuti bisikan setan untuk tetap menggunakan ingat Allah, maka sangat mudah bagi setan untuk membelokkan untuk tidak lurus ke Allah. Misalnya dalam shalat dengan ingat Allah, maka manusia hanya bermain di otak misalnya mengingat ciptaan Allah yang bukan Allah, mengingat nikmat Allah yang bukan Allah juga… dan lainnya . Bahkan manusia akan terjebak pikiran untuk berusaha konsentrasi misalnya dengan fokus ke tempat sujud yang bukan Allah, atau fokus pada bacaan yang bukan Allah juga. Nah setan tinggal kipas kipas karena manusia meski shalat beratus ratus rekaat tidak membawa untuk khusyu.. karena jika tidak khusyu maka tidak akan berdampak apapun kepada manusia tersebut seperti disebutkan dalam al baqoroh 45 dan 46.

Setan tetap tidak terima kalau manusia belajar sadar Allah, sebab ini kunci dari segala kunci ibadah. Sadar Allah ini sama dengan ihsan. maka kenyataan bahwa orang sudah islam sudah iman, tapi ihsan belum. Meski Iman dan meski sudah  islam kalau belum ihsan ibadah apapun sulit untuk mendapatkan nilai pahala disisi Allah. Kunci keihlasan (karena ALlah) adalah di ihsan ini.

coba rasakan dalam hati kita masing masing, adakah perasaan jengkel, marah, dan perasaan negatif lainnya ketika membaca tulisan saya yang berisi tentang sadar Allah yang merupakan arti dzikrullah bukan ingat Allah. atau anda mendengarkan bisikan bisikan keraguan atas apa yang saya tulis tentang sadar Allah. nah…….. itu tandanya anda sedang di garap sama setan.

tapi sebaliknya, jika anda membaca tulisan saya ini kemudian anda merasakan pencerahan, kebahagiaan, dan perasaan plong dan tambah yakin tambah iman dan tambah mantap, itu berarti setan sudah jauh dari anda dan rahmat turun menerangi jiwa hati dan pikiran anda.

…… kita evaluasi masing masing diri kita

note: saya tidak merasa benar tapi apa yang saya sampaikan ini adalah kebenaran yang sifatnya hanya menyampaikan apa adanya.

Kesesatan Aql karena tidak menggunakan kesadaran sebuah tips shalat khusyu

bab kesadaran masih jarang orang yang sadar, he he … lha iya karena tidak menggunakan kesadaran maka ya tidak sadar. Islam agama yang sangat tinggi nilai spiritualnya, karena satu satunya agama yang menekankan kesadaran akan Tuhan yang implemented dalam kehidupan hanya islam. Coba kita cermati tentang ayat yang menyebutkan bahwa dimana engkau menghadap disitulah wajah Allah. Maka islam sangat menekankan kesadaran akan Allah yang ada dalam kehidupan ini.

Kesadaran yang tidak digunakan maka akan terjadi kesesatan dalam berfikir dan juga sesat emosi artinya akan menimbulkan emosi negatif. Kesadaran yang tidak dipakai misalnya contoh, ketika kita Shalat yang kita gunakan adalah konsentrasi dengan fokus pada arti bacaan atau fokus pada titik sujud, dengan konsentrasi ini berarti seluruh perhatian yang dituju adalah objek konsentrasi bukan ke Allah. Nah kesalahan ini kalau tidak dibetulkan maka selama shalat orang tidak akan mengalami keadaan khusyu. bagi yang menentang pendapat saya ini, tidak perlu berdebat, by pass saja.

Karena menggunakan konsentrasi yang tidak akan bisa khusyu kemudian berpendapat bahwa khusyu itu hanya milik para kyai yang punya pondok pesantren, atau habib keturunan nabi, atau hanya mereka yang hafal 30 juz padahal masalah terletak pada kesadaran akan ALlah yaitu karena ketidasadaran Allah selama shalat bukan masalah kyai, habib atau hafal 30 juz. Coba kalau shalat kemudian ihsan, kita sadar sedang berhadapan dengan Allah kemudian kita berserah maka aql dan qolbu akan mengikuti kesadaran , tenang, dan merasakan khusyu.