Konsep Baru Menyantuni Dhuafa dengan Metode ATP

Metode ATP adalah metode amanah tanda dan perintah.  Ketika kita menyantuni dhuafa kita harus melihat apa potensi dhuafa tersebut, kemudian potensi tersebut kita gali dan kita jadikan objek santunan. Misalnya dhuafa tersebut memiliki usaha kerajinan membuat besek, maka uang santunan itu kita wujudkan dalam bentuk alat atau benda yang bisa membuat kerajinan besek itu berkembang. Jadi membarikan santunan sudah bukan dalam bentuk uang lagi. Karena uang ini pertanggungjawabannya sangat rendah. Sebab uang sangat fleksibel sekali bisa digunakan apapun, bisa digunakan untuk beli beras, beli kosmetik atau membeli yang tidak bermanfaat bahkan bisa jadi untuk membeli hal yang bisa digunakan untuk maksiat. Maka hindari santunan yang berujud uang.

bagi penyalur dana dari donatur, harus bertanggung jawab bahwa uang santunan itu digunakan untuk apa di manfaatkan untuk apa. Kalau santunan itu tidak ketahuan untuk apa, dan penyalur dana bantuan tidak dapat mengetahui untuk apa maka berarti penyalur ini tidak amanah dengan titipan uang yang sudah di titipkan kepadanya.

 

cengkeraman dukun dan karantina agar terbebas

Saudara, atau tetangga, atau temannya atau bahkan anda sendiri, pernah  dicengkeram oleh Dukun? Dukun yang mampu memanipulasi alam bawah sadar ? baik dalam tulisan ini saya akan menulis pengalaman saya sendiri (pernah tertipu, tertindas baik moril maupun materiil) Saya pernah di perdaya oleh dukun baik yang mengaku dirinya orang “pintar” atau mengaku dirinya adalah seorang ustad waliyullah (bukan waliyullah sebenarnya karena dia hanya mengaku, karena sebenarnya adalah dukun). Ketika saya diperdaya, saya rela mengeluarkan uang, membela dia yang nyata nyata jelas salah, tapi dengan tipu muslihatnya saya melihatnya menjadi sebuah kebenaran. Kemudian ada beberapa kawan dan klien saya mengeluhkan anaknya, saudaranya, suaminya atau istrinya, yang terperdaya oleh dukun, dan kurang ajarnya dukun ini, mereka berpakaian layaknya seorang kyai dengan bersurban dan berjubah. dukun berkedok kyai ini menggerogoti harta dia dan orangtua korban, bahkan berani hutang sana dan hutang sini, hanya untuk memenuhi perintah dukun tersebut. Sehingga tak ayal, korbannya sangat bermasalah di lingkungan keluarga, masyarakat dan tempat kerja.

Orang yang sudah kena tipu daya dukun, tidak mudah untuk kepas begitu saja, cengkeraman bawah sadar bisa sangat kuat menancap bagaikan paku yang tidak bisa dicabut begitu saja.

Penyembuhan orang orang seperti ini kuncinya adalah penyadaran. Penyadaran yang paling mudah adalah korban dimasukkan kepenjara, dan lepas kontak dengan dukun tersebut. ini adalah cara ekstrim yang menggambarkan betapa susahnya melepaskan ikatan dukun tersebut. orang yang sudah kena tipu daya dukun biasanya berani berbuat tipu sana sini, nah penipuan itu dilaporkan polisi dan di proses secara hukum. Penyadaran dengan cara ekstrim ini akan membuat dia seperti bangun dari tidur,  dan sadar bahwa dirinya ditipu oleh dukun tersebut.

Penyadaran orang seprti ini, diibaratkan ketika dia tidur dan terjadi kebakaran, maka mau tidak mau dia harus di pukul agar bangun dari tidurnya dan lari menyelamatka diri.

ciri orang yang mengalami cengkeraman dukun ini orangnya memang agak tidak 100%. Ada gejala kurang percaya diri, minderan, kata katanya mengandung tipuan ringan, dan seringkali pandangan kosong, kadang mengalami ketakutan, kadang dengan wajahnya yang memelas tapi berani dan tega dengan orang lain. Kehidupannya sulit ditebak, banyak yang di rahasiakan dari kehidupannya meski dengan pasangannya sendiri.

orang yang terindikasi korban dukun ini, layak untuk di karantina, selam 40 hari tanpa komunikasi dengan siapapun tanpa boleh keluar kemanapun. Di dalam karantina ini, dia harus berdzikir nafas Huu Allah secara terus menerus dan dilarang banyak bicara. Kemudian tauhidnya di luruskan dari apapun. dalam bersikap dia harus menjalankan konsep 3T yaitu tasbih menerima saat ini dan disini, bersyukur t2, dan dibangkitkan keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, sehingg dapat mengikis kepercayaanya kepada dukunnya . Dan dalam masa karantina dia harus bekerja secara fisik entah itu berkebun, atau beraktifitas lainnya (menerapkan konsep ATP). Dengan Karantina model seperti ini , kesadaran korban akan bangkit dan dia sadar bahwa selama ini dia diperdaya oleh dukun.

pesugihan

kalau sadar bahwa kembalinya kita nanti ke Allah, maka hati kita akan bahagia, karena hati tidak terikat lagi dengan yang namanya pesugihan. Pesugihan adalah segala harta yang dimiliki. Kalau kerja kita untuk mencari pesugihan, aktivitas kita untuk mencari pesugihan maka dijamin hidup kita tidak akan tenang.