Menyambut tahun baru ? tahun baru ? kenapa harus di rayakan , setiap hari kita sudah merayakan hari baru, ya merayakannya cukup dengan alhamdulillahi ladzi ahyana ba’dama amatana …., apakah beda tahun baru dengan hari baru? ya bagi saya sama saja tahun baru dengan hari baru. Tahun baru saya ya sama, saya isi dengan alhamdulilahiladzi ahyana bakdama amatana ..
Merayakan sebuah kebahagiaan yang di paksakan dengan berbagai rekayasa yang membuat eforia. ketika melihat hiruk pikuk di jalan, ketika mendengar petasan, ketika mendengar terompet ketika di dengung dengungkan dengan ucapan selamat tahun baru dengan berbagai gambar dan stiker… Semua dipaksa gembira. Bagaimana gembira dipaksakan ya karena sebenarnya tidak gembira. klaau mau jujur pandemi belum usai, ekonomi juga terdampak, ada rasa cemas dan khawatir jika tertular. Gembira karena tahun baru bukan gembira yang asli, bukan gembira yang datang dari dalam , tapi hanya rekayasa agar terjadi eforia . Eforia yang tidak ada amanah apapun di dalamnya. Merayakan tahun baru tidak ada amanah yang diberikan kepada Allah untuk kita lihat tanda tanda dikerjakan