Mengapa menyebut Huu Allah dalam Hati

Manusia itu dibekali Allah dengan berbagai instrumen. Untuk bisa sadar Allah dan kesadaran ini dapat mengaktivasi pikiran perasaan, dan tubuh ini, maka cukup dengan mengucapkan Huu Allah dalam setiap nafas. Huu Allah dengan dibaca dalam hati (sir) akan membangkitkan kesadaran kita secara lebih konsisten.

Kalau kita hanya menggunakan kesadaran saja,  akan memerlukan usaha yang lebih berat terutama jika sudah terlena pada pikiran dan perasaan atau pada keadaan di luar diri kita.  Bacaan Huu Allah akan dapat menjaga kesadaran kita untuk terus sadar Allah. Berarti ada 2 fungsi mengucapkan kata Huu Allah ini yaitu yang pertama adalah mengkativasi kesadaran kita dan yang kedua adalah menjaga kesadaran kita.

Manusia ini terlalu komplek , dari mulai jasad jiwa dan ruh, dari mulai akal , hati belum lagi nanti persepsi sadar dan bawah sadar … ini sangat melelahkan dan sangat sulit kalau kita urusi satu persatu. Ibarat sebuah mobil, ada mesin, ada radiator, ada power string semua akan bekerja secara otomatis ketika kita meng on kan strater nya, nah demikian pula kita ini cukup dengan Huu Allah maka beberapa fungsi kesadaran fungsi pikiran dan perasaan serta tubuh ini akan mengikuti kesadaran yang sedang sadar ke Allah. Pikiran lebih tenang, perasaan lebih siap untuk diajak menghadapi kenyataan yang ada, dan seterusnya.

jadi meski ktia ini sudah sadar Allah, saran saya tetap saja untuk menyebut Huu Allah dalam hati sebab sekali lagi kita ini seringkali tergelincir ke luar dari jalur lurus ke Allah. Kalau nggak percaya silahkan dibuktikan ketika kita sudah tidak Huu Allah lagi maka kesadaran kita tiba tiba lari ke masa lalu, terbang ke masa depan, hanyut dalam alam keadaan sehingga lepas sadarnya ke Allah. Tapi coba buktikan ketika kita mengucapkan dalam hati Huu Allah maka kesadaran kita otomatis akan kembali ke sadar Allah. dan pikiran dan perasaan akan berada pada keadaan yang benar yaitu mengikuti sadar Allah.


Note :

Bapak dan Ibu, jika masih kesulitan bagaimana berdzikir nafas dalam kehidupan kami sediakan buku panduan yang dapat mempermudah Bapak dan Ibu dalam menerapkan dzikir nafas sadar Allah dalam kehidupan sehari hari sehingga benar benar dapat merasakan manfaatnya secara riil.

Buku tersebut saat ini masih dalam proses cetak, dengan ketebalan kurang lebih 100 halaman. untuk pemesanan (pre order) silahkan isi formulir berikut ini:

https://forms.gle/bAE3pCnQuZxo8nnm8

Mensyukuri Kebodohan

Mungkin tulisan ini janggal, karena biasanya kalau bodoh itu ya di sesali tidak di syukuri. Baik saya akan mencoba sharing tentang konsep saya tentang mensyukuri kebodohan ini. 

Saat ini memang saya dibuat bodoh oleh satu hal (tidak bisa saya ceritakan karena nanti malah dikira menyombongkan diri). Saat ini  saya akan menyelamai kebodohan saya dan saya akan berdamai dengan kebodohan saya. Tahu nggak apa yang saya rasakan ketika saya menyadari kebodohan saya, diluar dugaan saya…. dengan menyadari ini hati saya tambah plong dan lega. 

Setelah saya menyadari perlahan saya menerima kebodohan saya… dan itu ternyata hati yang plong itu menjadi meluas jadi plong nya itu seperti lubang yang melebar dan membuat aliran air menjadi lebih lancar. Saya bisa menikmati rasa tenang dengan kebodohan yang saat ini sedang saya alami.  

Dari menerima ini yang memunculkan rasa tenang saya terus bergerak untuk bersyukur kepada Allah dengan kebodohan yang sedang saya alami. Disini saya mulai merasakan keanehan lagi karena tidak saya duga sebelumnya. Perlahan ide ide keluar seperti percikan percikan api yang loncar ke sana ke sini. Percikan percikan ide itu merupakan jalan yang mengarahkan saya untuk menyelesaikan masalah yang sebelumnya saya hadapi dengan kebodohan, Percikan itu tidak hanya memberikan ide ide tapi juga memberikan kesabaran ketelatenan untuk terus bergerak menyelesaikan masalah yang sedang saya hadapi dengan kebodohan. 

Akhirnya saya bertahan untuk berada di kebrsyukuran saya karena kebodohan saya.