Nabi isa pun tidak mau disembah

tauhid sadar allah
saya yakin, semua Nabi tidak mau disembah, tidak mau di puja puja melebihi Allah SWT, termasuk juga Nabi Muhammad SAW. Bahkan Rasulullah Muhammad SAW juga sangat tegas tentang menyembah Allah ini. Kalau Nabi saja tidak mau disembah artinya Beliau menyuruh untuk menyembah langsung ke Allah, maka seperti menyembah Jin, menyembah malaikat, menyembah wirid wirid, menyembah uang, menyembah orang sangatlah dilarang dalam islam. Larangan dalam islam yang dibawa Rasul Muhammad pun lebih detail lagi, dalam surat al fatihah, kita dilarang untuk menyembah dan meminta. Terus bagaimana kalau minta tolong sama Jin ? apakah ini dilarang ? pasti… kalau minta tolong sama dokter untuk mengobati sakit apa ini juga termasuk… lha iya ini juga. Masalah minta tolong minta sembuh tetap kepada Allah, tapi untuk berobat ke dokter bukan minta tolong ke dokter tapi karena diperintah Allah untuk ke dokter karena sakit. Ketergantungan kita tidak ke dokter tapi kepada Allah. Kesembuhan sakit tidak pada dokter tapi karena izin dari Allah SWT. 

apakah boleh bekerja sama dengan jin ? tidak ada perintah Allah untuk kerja sama dengan Jin, terus bagaimana dengan nabi sulaiman yang di bantu Jin, Para Nabi tidak ada yang meminta bantuan jin, tapi Jin itu sendiri yang datang menawarkan bantuan. Nah jelas bahwa jika kita membaca wirid wirid untuk mendapatkan khodam atau untuk memberi makan khodam jelas ini adalah perbuatan syirik. karena jin tidak menawarkan bantuan tapi kita malah mencari bantuan kepada jin. dan saya kita tidak Jin saja termasuk malaikat, orang yang sudah mati, atau hal gaib lainnya. 

baik kembali ke Nabi Isa, Nabi Isa ini tauhidnya luar biasa, bahwa beliau tidak mau disembah, berarti Beliau ini benar benar amanah untuk menyuruh umatnya tetap menyembah Allah. ya namanya disembah sembah tentunya secara hawa nafsu nyaman kan, tapi beliau tetap tidak mau dan tetap meminta umatnya menyembah Allah. 

Pelajaran Nabi Isa tidak mau disembah ini, menjadi gambaran dan pelajaran bagi kita saat ini. Karena saat ini masih banyak orang yang ingin disembah dan banyak juga yang menyembah kepada manusia. Sikap menjadi perantara menuju Allah adalah bentuk ingin disembah, ini adalah bentuk dari memposisikan diri agar disembah orang banyak. Padahal islam tidak ada perintah untuk menjadi perantara atau menjadi makelar dalam hal manusia menuju kepada Allah. Kita diperintahkan langsung ke Allah tidak ada perantara apapun antara kita dengan Allah. Tapi banyak juga yang inginnya menyembah manusia daripada menyembah kepada Allah. Hal ini terbukti dari para pengikut pengikut orang yang memposisikan diri sebagai perantara atau sebagai brokernya Allah SWT. Perilaku orang yang memposisikan sebagai perantara dan mereka yang mengikuti ini sangat dikecam dalam islam karena termasuk perilaku menyekutukan Allah SWT. sekali lagi Nabi Isa saja tidak mau disembah\, masak orang biasa malah ingin disembah. 

level 4 dzikir nafas

Memahami Al Quran dengan Bahasa Jiwa

 

Al Quran yang sebenarnya adalah wahyu bukan buku dengan tulisan arab atau terjemahan.  Memahami al quran berarti memahami wahyu yang kita terima melalui tulisan yang ada yaitu di buku al quran. Untuk memahami wahyu ini tidak ada cara lain kecuali dengan bahasa jiwa atau bahasa kesadaran. kalau memahami al quran dengan terjemahan atau dengan tafsir yang ada itu masih menggunakan pikiran (otak, aql) tapi kalau kita memahami wahyu dalam al quran maka kita harus menggunakan kesadaran jiwa kita. 

Memahami al quran dari sisi wahyu tidak ada pesantrennya, tidak ada univiersitasnya dan tidak gelar gelar dibelakang nama. Memahami al quran secara wahyu itu mudah, karena kita sudah dibekali Allah dengan kesadaran. Setiap manusia dibekali dengan kesadaran, ketika kita memahami al Quran dengan kesadaran maka akan terkuak sesuatu yang tidak tertangkap oleh pikiran dan akal kita . dan kesadaran ini tidak akan menyesatkan kita atau salah dalam memahaminya sebab kesadaran dalam memahami wahyu al quran di bingkai dengan sadar Allah atau kesadaran yang berfokus kepada Allah SWT. 

apakah memahami wahyu al quran tanpa penjelasan ahli tafsir itu berbahaya? sangat tidak berbahaya, bahkan kalau dengan ahli tafsir bisa berbahaya. Sebab memahami wahyu itu adalah sangat individual sekali, wahyu itu untuk saya bukan untuk orang lain, demikian juga bahwa wahyu itu ya untuk ahli tafsir itu sendiri bukan untuk saya. Bisa jadi wahyu itu cocok untuk ahli tafsir tapi bisa jadi tidak cocok untuk saya. Ingat, yang kita pelajari adalah wahyu al quran bukan tulisan yang bisa diterjemahkan atau ditafsirkan. Kalau terjemah dan tafsir saya sarankan ke ahli tafsir atau ke ahli bahasa arab, tapi kalau masalah wahyu ini adalah urusan kita dengan Allah tidak ada lagi perantara seorang ahli bahasa atau ahli tafsir. 

Tentu saja syarat utama untuk bisa memahami dengan jiwa kita harus tahu artinya jika perlu kita baca tafsirnya. sekarang sudah banyak al quran yang ada tafsirnya , dan ini memudahkan kita untuk berinteraksi dengan al quran, jargon bahwa memahami al quran harus dengan kyai atau ustadz atau ahli bahasa atau ahli tafsir dan jika tidak maka akan terjadi kesesatan itu bagi saya jargon yang akan menjauhkan umat islam dari al quran. saat ini sudah banyak buku buku al quran yang sudah lengkap ada terjemah perkata ada terjemah per ayat ada tafsirnya bahkan sejarah turunnnya al quran . Maka jangan sampai kita ragu untuk terus berinteraksi dengan al quran terutama memahaminya dari sisi kejiwaan , dari sisi wahyu nya, dan dari sisi kesadarannya. 

Al quran di wariskan untuk kita, yaitu kita semua maka sering seringlah buka isinya pahami isinya dan pahami wahyu di dalamnya dan semoga kita digolongkan menjadi orang yang bertakwa kepada Allah SWT. amin   

simak videonya disini https://youtu.be/uqSpGWbEZUA

 

MENERIMA KEHIDUPAN (Bagian 2)

By : Bu Zul

Assalamu’alaikum wr.wb
Bapak, Ibu, sahabat semua…
Dalam tulisan saya sebelumnya saya telah bercerita bahwa dalam kehidupan ini tidak selamanya harapan atau keinginan kita akan menjadi kenyataan sehingga terjadi kesenjangan. Dalam teori belajar kita sering dengar bahwa kesenjangan antara harapan dengan keinginan, atau kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan disebut dengan “Masalah”. Kesenjangan akan benar benar menjadi masalah apabila kita salah atau kurang tepat dalam menyikapinya. Namun kesenjangan ini akan menjadi anugerah apabila kita tepat menyikapinya.
Dalam Buku Mindfulness Dzikir Nafas maupun kajian-kajian yang diberikan, Pak Setiyo Purwanto menyampaikan bahwa menyadari dan menerima adalah kunci dalam mengatasi masalah hidup kita. Sepertinya sederhana, “ Cukup menyadari dan menerima”. Tapi aplikasinya luar biasa. Saya sering mengatakan bahwa slogan menyadari dan menerima itu “ Tak semudah kata-kata” butuh belajar dan berjuang dalam menerapkannya. Bagi sebagian orang yang hidup sendiri (dari, oleh dan untuk dirinya sendiri) dan tidak terlalu banyak amanah yang melekat pada dirinya mungkin akan sangat mudah menerapkanya, Namun…. Bagi sebagian orang yang hidupnya bersandar dan disandari banyak orang, banyak amanah yang melekat pada dirinya, pasti luar biasa….
Bapak, Ibu, sahabat semua…
Belajar dan menerapkan itulah yang saat ini bisa saya lakukan. Selalu bersyukur, Alhamdulillah Allah sangat sayang dengan kita dan keluarga, hingga mengirimkan kepada kita beberapa kesenjangan, Bersyukur dengan inilah kita akan dihindarkan dari kesombongan, bahwa kita tak bisa apa-apa tanpa bersandar pada pemilik hidup ini Allah Azza wa jalla. Dengan belajar Allah membukakan pintu untuk menghadapi segala kesenjangan dan masalah, sehingga mendapatkan ketenangan dalam menghadapi masalah.
Dari membaca, mendengarkan, belajar dari teman teman yang hidupnya penuh dengan ketenangan, kita bisa tahu bahwa cara mendapatkan ketenangan hidup adalah menyadari menerima kehidupan itu sendiri. Lalu….. apa saja yang harus kita sadari dan kita terima dalam kehidupan ????
Bapak Ibu sahabat …….. Ada 3 hal yang harus kita sadari dan terima .
Pertama : Sadari dan terima bahwa kehidupan itu penuh ujian dan tantangan.
Tidak ada hidup yang mulus tanpa kendala. Hidup selalu berputar seperti roda, kadang diatas kadang di bawah, ada saat kita senang ada pula saat kita sedih. Apabila kita dapat menyadari bahwa hidup seperti roda yang selalu berputar, maka kita akan mengikuti putaran-putaran kehidupan, berjalan, menghadapi, menyadari dan menerima semua masalah yang kita terima. Menerima dan menerima bahwa kehidupan adalah seperti ini, karena semua akan berlalu dan terlewati. Toh… selama ini kita juga pernah punya masalah, dan masalah itu juga terlewati !
Kedua : Sadari dan terima diri kita sendiri.
Sering kali kita merasa bersalah dengan apa yang pernah kita putuskan di masa lalu.Menyesal dengan apa yang sudah terjadi. Merasa bodoh tidak bisa apa apa karena pada masa lalu kita telah mengambil langkah yang membuat kita banyak kehilangan. Mungkin ada yg kehilangan pasangan, kehilangan anak, saudara, teman., harta benda atau pekerjaan. Sering kali pula kita dihantui rasa salah yang berkepanjangan hingga kita lalai dan lupa bahwa kita hidup kita itu saat ini, di sini. Kita lalai dan lupa bahwa hidup kita bukan kemarin, masa lalu atau masa mendatang.

Bapak ibu sahabat…..
Sadari , terima dan syukuri apapun yang terjadi kemarin dan saat ini.
Belajar dan mencoba berdamai dengan kesalahan yang pernah kita lakukan pada diri kita sendiri dan kesalahan kita kepada orang lain di sekitar kehidupan kita.
Sadari dan terima bahwa kita bukan orang yang sempurna,
Sadari dan terima bahwa kita manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan,
Sadari dan terima bahwa kita tidak bisa memenuhi harapan diri kita dan harapan orang lain pada diri kita.
Sadari dan terima bahwa kita manusia biasa penuh keterbatasan
Sadari bahwa tidak selamanya kita bisa menyenangkan orang lain
Ketiga : Sadari dan terima orang lain
Sering kali kita berharap orang lain disekitar kita, apakah pasangan, anak, orang tua, teman sahabat dsb bisa memenuhi harapan kita, orang lain bisa berperilaku seperti harapan dan keinginan kita. Sadari bahwa merubah diri sendiri saja tidak mudah apalagi merubah orang lain ??? Sadari bahwa apabila kita terlalu menuntut orang lain di sekitar kita untuk merubah, makan kita akan terjebak meletakkan harapan terlalu besar pada orang lain. Semakin besar kita meletakkan harapan kepada orang lain, maka semakin besar pula kekecewaan yang akan kita terima. Sadari bahwa tidak mudah merubah orang lain. Sadari dan terima segala kekurangan dan kesahan orang lain.

Bapak Ibu sahabat …
Mari sama-sama belajar pelan pelan kita berproses untuk menyadari, menerima,ikhlas dan ridho. Menerima ketetapan Allah baik kehidupan kita, diri kita maupun orang lain di sekitar kita. Saksikan bahwa dengan kita menerima kehidupan ini, hidup kita akan menjadi tenang dan lapang. Ingat bahwa….“tidak ada yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Hidup tak selamanya mulus, riak gelombang silih berganti akan datang”.
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana “ (Q.S Al Fath :4)

Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum wr,wb