3 Posisi jiwa dihadapan Allah

Dalam penciptaan manusia Sang pencipta memiliki tujuan. Tujuan pertama adalah agar manusia menyaksikan kebesaran Allah, kedua menjadi abdi atau hamba yang menyembah Nya dan tujuan terakhir adalah agar manusia menjadi wakil Nya di muka bumi ini. 3 tujuan ini memiliki posisi atau keadaan jiwa yang berbeda beda.

Posisi jiwa yang pertama sebagai saksi adalah ,dia hanya terdiam menyaksikan kebesaran Allah SWT, kadang menyaksikan bagaimana Allah mentakdirkan dirinya di muka bumi, atau menyaksikan bagaimana Allah mengatur alam semesta ini. Posisi ini menjadikan jiwa sebagai pengamat saja tidak lebih dari itu. Menjadi pengamat yang tidak boleh memberikan penilaian kepada Allah, baik atau buruk, suka atau tidak suka. Semua yang ia saksikan ya dibiarkan begitu saja ya begitulah kebesaran dan keagungan Allah SWT.

Posisi jiwa yang kedua adalah sebagai abdi, atau hamba. Sebagai seorang hamba maka kewajiban utamanya adalah menyembah keapda Nya, menyembah dalam tata cara yang sudah di contohkan Rasul utusanNya. Posisi jiwa ini tidak hanya diam seperti sebagai saksi, jiwa harus sujud berserah, jiwa harus memohon mengiba, jiwa harus mendoakan Rasulullah dan nabi Ibrahim, dan seterusnya. Jiwa melakukan pergerakan pergerakan sebagai wujud kehambaannya kepada Allah SWT. Posisi jiwa dalam beribadah ini wajib diikuti oleh jasad seperti dalam shalat. atau hanya jiwa saja yang bergerak misalnya memuji Allah secara sirri.

Posisi jiwa yang terakhir adalah posisi dimana dia harus bergerak untuk menjalankan amanah amanah yang Allah bebankan kepada dia dalam kehidupan ini, yaitu posisi sebagai waki-Nya Allah. Jiwa harus begerak dan jasad juga bergerak misalnya menjadi pedagang, atau menjadi pembeli, menjadi guru atau menjadi murid. Peran peran ini adalah peran mewakili Allah yang harus di jalankan sebagus mungkin se profesional mungkin. Misalnya menjadi pedagang maka dia mewakili Allah untuk melayani pelanggan pelanggan yang datang, pembeli pembeli yang membutuhkan barang dagangannya. Misalnya menjadi guru berarti di mewakili Allah untuk mengajari murid muridnya. Peran sebagai guru ini harus dapat diperankan dengan sebaik mungkin dan seprofeional mungkin. Tanggung jawab sebagai khasifah ini mutlak dipertanggungjawabkan dihadapan Allah.

itulah 3 posisi jiwa yang berbeda beda keadaannya, sebagai saksi, abdi dan sebagai khalifah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.