bab An Nafs (jiwa) bukan bab An Nafas dalam kitab madarijus salikin

kita ini sering rancu dengan nafs, nafsu, nafas. sebenarnya tidak perlu di persoalkan, sekarang tergantung konteksnya saja karena masing masing akan berbeda maknanya. dalam kitab madarijus salikin, ada bab yaitu bab an nafs yang sering di salah artikan menjadi an nafas bahkan semakin parah diartikan sebagai napas (ambegan bhs jawa) yaitu keluar masuknya udara. menurut saya bab an-nafs dalam madarijus salikin diartikan sebagai bab yang membahas tingkatan jiwa dimana ada an nafs awal yaitu  jiwa yang terbelenggu oleh pikiran dan rasa, an nafs tsani atau tingkatan kedua yaitu keadaan nafs atau jiwa yang sudah merdeka dari pikiran dan emosi serta persepsi. dan yang terakhir adalah keadaan an nafs tsalis yaitu keadaan jiwa yang mendapat rahmat Allah SWT.

kemiripan nafas yang hampir sama dengan napas padahal yang dimaksud dalam kitab terebut adalah an nafs, sering menimbulkan pemahaman yang berbeda. inilah uniknya bahasa arab susunan huruf nun fa dan sin saja banyak menimbulkan arti ada nafas, ada nafsu, ada nifas, ada nafs, ada juga nufus …. jika kita tidak pandai pandai menterjemahkan pasti akan salah mengartikan. Terlebih dalam kitab madarijus salikin merupakan kitab perjalanan spiritual yang kadang bahasanya sulit dimengerti tentunya akan semakin banyak menimbulkan variasi pemahaman.

 

CategoriesUncategorized

One Reply to “bab An Nafs (jiwa) bukan bab An Nafas dalam kitab madarijus salikin”

  1. Terima kasih Pak Ustad untuk pemahamannya tentang kata nafs, nafas atau napas, untuk saudara- saudara ku, mohon jangan menghakimi seseorang yang mengeluarkan sebuah “kata” dalam kalimat sebelum ada klarifikasi makna ” kata” dari yang membuat kata tersebut dalam kalimat. sebab satu buah ” kata” dalam kalimat yang berbeda dan dengan aksen dialok yang berbeda maka maknanya akan berbeda pula. contoh kata ” Aduh “, aduh bisa berarti ” subyek sedang sakit”, aduh bisa berarti
    subyek sedang marah, aduh bisa juga berarti subyek sedang senang dan lain-lain.
    maka saya mohon kepada suadaraku jangan memvonis sebelum ada klarifikasi nanti akan timbul virus penyakit yang disponsori setan masuk ke hati kita. Maaf Pak Ustad.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.