banyak ulama yang kurang memahami psikologi

hal ini sangat terlihat pada penjelasan tentang isra yaitu perjaanan rasulullah dari masjidil haram ke masjidil aqsha. Banyak yang tidak paham tentang bahwa ruh rasulullah tidak bisa menyaksikan keagungan Allah saat melakukan perjalanan tersebut, sehingga beranggapan bahwa perjalanan rasulullah itu tidak hanya ruhnya saja tapi jasadnya juga. Hal ini tentunya bertentangan dengan salah satu cerita hadis yang menceritakan bahwa ada yang melihat rasulullah tertidur di masjidil haram ketika beliau melakukan perjalanan isra. pada dasarnya Ruh tanpa jasad memiliki kemampuan untuk melihat karena Ruh dibekali dengan bashiroh yaitu penglihatan yang berbeda dengan penglihatan jasad atau mata. Banyak sekali hadis yang menyebutkan kemampuan rasulullah yang satu ini. Misalnya pada saat rasulullah selesai sholat , beliau langsung berbalik dan bersabda bahwa beliau bisa melihat apa yang dibelakang dan didepan jadi jangan mendahuluiku dalam sholat. kemampuan Rasulullah ini menggunakan kemampuan bashiroh dari Ruh yaitu kemampuan melihat atau menyaksikan. Nah pada saat rasulullah isra ketika Allah memperlihatkan keagungannya sebagai ayat atau bukti , rasulullah menyaksikannya dengan menggunakan Ruh bukan dengan menggunakan mata. jadi meskipun jasad rasulullah tertinggal di masjidil haram beliau masih tetap bisa melihat.
pengetahuan ulama yang kurang tentang hal ini menyebabkan penafsiran yang salah tentang perjalanan rasulullah. masih mending kalau yang menafsirkan adalah orang orang tasawauf yang mungkin diberi kemampuan untuk melakukan perjalanan astral… tapi kalau orang orang yang sebatas fiqh saja pasti tidak akan paham dengan peristiwa isra miraj ini. Orang tasawuf lebih memahami karena mungkin beliau pernah merasakan sensasi keluar dari tubuh baik ketika dzikir ataupun dalam keadaan lainnya.
hal lain yang kurang dipahami lagi adalah masalah kesadaran dalam diri manusia yang sering di samakan dengan aktivitas berpikir. Tentunya jelas beda antara berpikir dan kesadaran. berpikir dari otak, sedangkan kesadaran dari Ruh. Nah dzikir yang selama ini diartikan sebagai ingat (proses berpikir) ternyata salah yang benar adalah sadar Allah (aktivitas Ruh). jadi dzikir adalah kesadaran kepada Allah.

CategoriesUncategorized

4 Replies to “banyak ulama yang kurang memahami psikologi”

  1. Subhanallah … Terima kasih pak pur,keraguan yang selama ini di anggapan saya,terkuak sudah.. Inilah enaknya kalau seperjalanan,saya yakin seyakin”nya,tentang perjalanan israq mikradnya rasulullah,walau sampai sekarang saya belum dapat pencerahan dari allah,tapi saya yakin akan keterangan dari pak pur.semoga allah berkahi saya dengan keimanan.begitu juga pak pur dan semua

  2. Salam Bapak..moga bapak dalam rahmat Ilahi selalu…pak saya kurang jelas sedikit tentang keadaan jasad Rasullulah….yang benarnya bagaimana pak, semasa isra jasad Rasullulah ikut serta atau hanya Ruh Rasullulah sahaja yang Isra.

    1. salam, ada satu hadis dimana para sahabat melihat jasad rasulullah tidur di masjidil haram ketika malam isra tersebut

Leave a Reply to Setiyo Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.