Berpikir besar sebagai khalifah

banyak motivator yang selalu menyarankan kepada kita untuk selalu berpikir besar, namun berpikir besarnya kadang dikaitkan dengan materi. misalnya menjadi orang terkenal, menjadi pengusaha sukses, menjadi seorang jutawan. sekarang mari kita berpikir besar dalam ranah spiritual yaitu menjadi wakil Allah. wahamkan diri kita untuk menjadi wakilnya Allah, ini nampaknya gila tapi memang benar ini gila, bagiamana kita tidak gila kita waham bahwa kita adalah wakilnya Allah. sungguh ini gila.ada sekedar ilustrasi bagiamana kita menggunakan spiritual motivation untuk mendapatkan materi (bukan materi untuk materi, tapi spiritual untuk mendapatkan materi)

Orang mengira saya gila ketika saya dipermainkan seorang penjual tanah,  ketika saya hendak membeli sebidang tanah yang memang tanah itu sudah saya incar sejak lama. Tidak saya sangka penjual   tanah datang kerumah untuk menawarkan tanahnya dengan  harga yang dia sampaikan sayapun mengiyakan … namun saya harus bicarakan dengan istri dulu. ketika petang / sore saya datangi rumah penjual tanah tersebut dan tiba tiba dia menyatakan bahwa tanah tidak jadi dijual. eh … esok paginya datang lagi dengan mengatakan bahwa kalau mau dengan harga yang sudah ia naikkan. saya pun membatalkan pembelian itu. kemudian sayapun lapor kepada Allah SWT bahwa saya telah di permainkan oleh pembeli tanah itu. lalu saya pun ingat Ust Abu ketika memberikan wejangan kepada Pak Indro ketika menghadapi para preman jakarta “kamu adalah khalifah yang turun dari langit yang mewakili Allah untuk menyelesaikan masalah yang sedang kamu hadapi…… ” sayapun demikian saya gunakan status saya sebagai khalifatullah  wakil Allah yang menginginkan tanah itu, maka saya katakan kepada dunia bahwa tanah itu adalah milik Allah dan Allah tidak akan menjual kepada siapapun. saya pun berpikir besar berkeyakinan besar bahwa tanah itu bukan milik siapapun dan tidak akan dijual kepada siapapun hanya kepada saya saja Allah akan memberikan tanah itu… dan waham saya ini di ridhoi Allah siangnya penjualnya datang kerumah dengan penuh minta maaf dan memberikan tanah tersebut kepada saya dengan harga seperti kesepakatan semula.

saya berpikir besar menjadi khalifah yang akan merawat tanah itu memakmurkan tanah itu untuk kebaikan orang banyak. bi ismi Allah…. dengan nama Allah….tanah itu menjadi milikku….

CategoriesUncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.