bagaimana jika anda menjadi orang yang pasrah total

ha ha …. aku yakin hidup akan membahagiakan dan kita akan bisa tertawa lepas ha ha …. ya inilah surga dunia yang bebas dari ikatan apapun. Bebas untuk berserah diri kepada Allah manut atau mengikuti apa yang Allah maui. Allah maui kita untuk makan ya makan, nggak ada ya cari…. ha ha … kita di singkirkan dari teman teman misalnya … ya menyingkir… cari teman lain yang mau dengan kita…. nah penak tho…

hidupnya tidak ada beban… manut apa yang Allah maui itu enak.

paling pol manusia itu kan MATI… ya manut saja ha ha ….. wis pokoke penak karo penak, mati yo penak ra mati yo penak… sekali lagi manut apa yang Allah kehendaki.

wis opo maneh… cerita orang yang pasrah total… nah ini ,… orang lain tidak bisa mebuat dia jengkel… sebab bagi dia semua adalah baik. orang yang kayak gini bebas dan pikirannya bebas, jadi kayak belut, ada saja cara untuk melepas dari ikatan… dan ini … ide nya aneh aneh karena memang pikirannya bebas tidak mau terikat dengan apa apa dia hanya manut apa yang Allah perintah …. wis ngono wae ….

Perintah Beriman kepada Allah

di awal surat Muhammad 1-10 ada perintah untuk beriman, perintah ini akan sangat berbeda antar masing masing individu atau orang. antara saya dan anda perintah iman ini akan berbeda beda tergantung dari seberapa berimannya saya dan anda. Misalnya iman saya 5 dan iman anda 10 maka perintah Allah untuk beriman untuk saya adalah saya beriman di level 5 dan anda beriman di level 10. dan di level ini pula kita mulai mengerjakan kebaikan atau kebajikan. Kebajikan itu bisa berupa mengerjakan amanah yang sedang di emban. Jika guru ya bagaimana mengerjakan amanah sebagai guru sebaik baiknya.

Siapa yang punya niat berbuat ketika sudah fana

Fana itu ego nol, sedangkan self nya atau diri, atau nafs tetap ada. yang disebut diri yang fitrah adalah diri yang asli tidak ada keakuan atau ego. Pencapaian diri menjadi muthmainah adalah buah dari fana. atau dengan kata lain bahwa ciri fana adalah muncul nya jiwa yang tenang atau muthmainah.

nah sekarang siapa yang berniat ketika berbuat, sudah jelas bahwa yang berniat adalah jiwa. maka kita kuatkan niat dengan sungguh sungguh tetap bisa dan memang harus demikian.

jika kita beranggapan bahwa jiwa harus di fanakan juga maka sampai kapan pun tidak akan fana karena akan selalu sadar , apa yang fana ini juga mau dihilangkan… ya jelas tidak mungkin.

akibat pendapat bahwa jiwa yang difanakan maka muncullah pendapat manunggalilng kawaula gusti, karena kegagalan dalam memfanakan jiwa , ya memang tidak gagal, memang tidak bisa, sehingga mereka memaksakan diri untuk fana dengan beranggapan bahwa ini adalah Allah, saya adalah Allah, Aku adalah Allah. …ya jelas saja keadaan ini menyebabkan mereka tidak mau shalat lagi, sebab kalau shalat mereka bingung sendiri dengan kesesatannya, masak Allah nyembah Allah… nah kapok…. Dan hindari orang orang demikian , karena mereka akan mengejek orang orang yang shalat yang dianggapnya masih belum bisa bersatu dengan tuhan, masih rendah, masih level syariat.  Orang yang demikian memang sudah ditutup oleh Allah , jadi ditutup oleh Allah dengan kesesatannya, dibuat bangga dibuat benar sehingga tidak tahu bagaimana untuk tunduk kepada Allah.

fana