Manusia Nol atau manusia zero adalah manusia tanpa ego, setiap ucapan, perbuatannya di dasari oleh perintah Allah baik yang tersusuk dalam jiwanya maupun yang ada dalah tuntunan kitab suci al quran dan sunah Nabi. Manusia Nol bukanlah manusia yang bebas seenaknya sendiri. Kita lihat sosok manusia nol, akan sangat orisinil dalam berperilaku dan bertindak dia tidak dipengaruhi oleh sekelilingnya bahkan apa yang dia lakukan kadang berlainan dengan sekelilingnya. yang di perturutkan bukan dirinya tapi ilham Allah yang menyusup dalam dirinya.
Dai atau pendakwah yang NOL adalah seorang Dai yang mengikuti perintah Allah bukan mengikuti perintah dari jamaahnya atau umat Islam. Sehingga dai yang demikian menjadi panutan dan banyak diikuti bukan malah dia yang mengikuti jamaah.
seorang yang nol tidak ada sandangan dan gelar apapun. Dia berpakaian untuk menutup aurat bukan untuk disebut sebagai syeh atau orang alim atau orang sholeh. dia menjadi murni dalam berpakaian yaitu menggunakannya untuk menutup aurat.
manusia nol adalah gambaran manusia Umi seperti Rasulullah. Manusia Umi bukanlah manusia yang buta huruf tidak bisa membaca, tapi manusia umi adalah manusia nol manusia zero.
Manusia Nol ini lura biasa dayanya. Kisah kisah pemimpin yang “nol’ dapat menjadikan ide idenya menyebar luar biasa. islam di bawa sampai ke jawa sampai ke luar jazirah arab karena mereka NOL atau Zero. Islam tidak mungkin dibawa oleh orang yang bersandang “islam” tapi jauh dari islam. islam di bawa oleh orang orang yang islami, pedagang yang islami, bukan ustad, bukan syeh dan bukan kyai tapi dibawa oleh pedagang. Baru setelah dibuka lahan oleh para pedagang maka barulah para kyai , ustad, dan syeh masuk mengajarkan islam secara lebih dalam dan detil tapi pembuka islam pertama adalah para manusia zero bukan manusia penyandang gelar “ahil agama”.
Islam jaya bukan banyak ustad kyai atau syeh tapi banyak manusia nol yang bertindak berdasar ilham dari Allah.