hakikat ifthor

seharusnya tidak ada perbedaan antara sebelum berbuka puasa dengan sesudah buka puasa, perasaan selalu ingat Allah, perasaan menahan nafsu atau pengalaman spiritual dan pelajaran spiritual yang kita terima atau juga keadaan spiritual yang kita alami tetap kita pertahankan meski sudah berbuka puasa… inilah makna atau hakikat dari ifthor. jadi momentum berbuka puasa bukan momentum syetan untuk bebas menggoda kita, atau nafsu bebas memperturutkan dorongannya tanpa kendali, buka puasa adalah pemberian kekuatan kepada jasmani agar dapat melanjutkan kegiatan atau aktivitas ibadah.

maka dicontohkan oleh Nabi SAW ketika beliau berbuka puasa ketika magrib tiba beliau hanya minum dan makan 3 biji kurma setelah itu menjalankan ibadah sholat magrib. alasan rasulullah tidak hanya masalah kesehatan yang sering diceramahkan selama ini tetapi lebih dalam dari sekedar kesehatan yaitu mempertahanakan kesadaran beliau karena telah mendapatkan keadaan keadaan spiritual selama menjalankan puasa.

kadang hakikat berbuka puasa ini seringkali dirusak oleh pikiran kita karena dalam memahami hadis rasulullah yang saya anggap (kurang benar) misalnya hadis rasulullah tentang menyegerakan berbuka puasa maka kita menyangka untuk makan sebanyak banyaknya ketika buka puasa (ketika magrib tiba), ada hadis lagi ada dua kegembiraan orang yang berpuasa pertama ketika berbuka dan kedua ketika bertemu Tuhan…. pada kegembiraan pertama yaitu ketika berbuka ini seolah olah kita seperti pesta merayakan kegembiraan dengan makan sebanyak banyaknya… persis seperti 1 syawal kita merayakan kegembiraan atas sudah bebasnya kita makan… merdeka……dan kegembiraan kedua bertemu dengan Tuhan itupun di plesetkan bahwa nanti di akhirat, nanti setelah kiamat.. padahal kegembiraan bertemu dengan Tuhan saat puasa itu adalah ketika kita menemukan diri kita yang sebenarnya yaitu ruh suci karena dengan menemukan diri sejati inilah kita bisa bertemu dengan Allah…kapan ? ya sekarang …

perilaku atau cara berbuka puasa ini banyak dicontoh kan oleh ulama sufi dimana ketika beliau beliau berbuka beliau sangat hati hati maka ada  ulama sufi yang hanya meminum seteguk minuman, atau secuil makanan… kemudian beliau menjalankan ibadah sholatmagrib …

CategoriesUncategorized

4 Replies to “hakikat ifthor”

  1. InsyaAllah benar amin amin amin.
    pengalaman dalam menuju ke Allah berbeda adanya …………..lanjutkan mas mudaha-mudahan penjelasan makin jelas mudah dimengerti oleh berbagai lapisan sesuai dengan Nabi Muhamad SAW dan Quran’NYa sebagai Rahmatan Lilalamin…………salam……………..salam…………..salam

  2. assalamualaikum:saya pernah baca ditafsir al qur’an nabi musa aja tidak sanggup bertemu ALLAH secara langsung bahkan gunung pun bs hancur,mungkin karna ruhnya msh terkurung pd jasad yg mempunyai sifat kotor,apalagi kita yg manusia biasa yg pnuh dg dosa,ruh yg bs brtemu ALLAH ruh yg suci yg sudah trlepas dari raga,kalau kita bs merasakan kehadiran ALLAH itu mungkin tp kalau ruh kita bertemu ALLAH dlm kondisi terkurung dlm raga menurut saya sangat mustahil..WALLAHU A’LAM…wassalam

    1. yang hancur kan tubuhnya….. ruh tidak terukung jasad karena dia ada tapi tidak bertempat…. manusia bisa melepaskan ruhnya yaitu dengan berserah kembali kepada ALlah, mati sak jroning urip, urip sak jroning mati…..

  3. sy setuju bahwa manusia bs melepas ruh,mati sak jroning urip …kt “melepas”berartikn ruh mmpunyai tempat/wadah[dilepaskan dr tmptnya]klo ruh tidak punya tmpat berrti sudah bebas/lepas

Leave a Reply to muhlisin Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.