meta position saat puasa

ada beberapa istilah lain sebelum kita membahas kaitan meta position dengan puasa, kesamaan tersebut antara lain state about state, atau meta state, atau dalam bahasa jawa dikenal dengan ngrumangsa ning rasa, dalam bahasa indonesia merasakan rasa. puasa merupakan metode untuk keluar sejenak dari rasa dan merasakan apa yang biasa kita rasakan. sebagai contoh kita menahan makan dan minum agar kita bisa merasakan bagaimana rasanya orang yang lapar dan haus, agar emosi kita bangkit untuk melihat bagaimana orang yang tidak makan dan tidak minum akhirnya timbullah rasa belas kasih. lebih jauh dari itu jika kita kaitkan dengan tulisan saya sebelumnya bahwa puasa merupakan transformasi diri maka kesadaran utama yang memegang peranan. kesadaran ini sama dengan state, maka disebut dengan istilah state about state.. sadar tentang rasa kita. jika kita benar benar bisa keluar dari fisik kita dan rasa kita maka kita berada pada meta position, kesadaran yang lebih tiinggi. pada kesadaran ini lah kita terlepas (unbinding) dengan ikatan fisik kita, dalam istilah NLP disebut dengan “disassociated” sehingga keterlepasan ini akan membuat kita lebih sadar bahwa kita bukanlah tubuh kita lebih sadar pada kesadaaran lebih tinggi yaitu bahwa diri kita adalah ruh Ilahi. Ruh ini lah yang akan membawa kita pada jalan ketuhanan dia tidak akan menyesatkan, dalam salah satu ayat Quran disebutkan bahwa setelah Ku tiupkan ruh Ku maka sujudlah….. nah disini arti sujud adalah kita menyadari akan ruh itu dan mengikuti ruh itu untuk kembali kepada asalnya yaitu Allah. maka sekali lagi .. kita kembali kepada yang fitrah yaitu IDUL FITRI

4 Replies to “meta position saat puasa”

  1. Setuju Mas, pada banyak aliran, meta position ini jadi sentral latihan. Ada malah ya cuma latihan meta position thok. :-). Salah satunya MMD (meditasi mengenal diri).

    Tabik

    AM

  2. ya makanya terjadinya kesesatan karena arah sang sadar tidak punya tujuan… bayangkan mas keluar rumah tanpa tujuan, cuma keluar lihat lihat rumah oh cat nya sudah luntur, temboknya sudah pada rusak… ya cuma itu thok… kata orang so what gitu lho…

  3. tujuannya leburnya aku/ego Mas, ketika mengamati terus-menerus lintasan rasa & pikir, diharapkan, pada suatu ketika tidak ada lagi pengamat dan yg diamati. Masuk ke suatu kondisi yang tidak bisa dideskripsikan. Pengarang kondang asal Solo Suhu Khopinghoo termasuk yang konsisten menyisipkan ajaran laku ini didalam karya-karya beliau. Tokoh lokal lainnya antara lain Ki Ageng Suryomentaram. Tujuan memang tidak didefinisikan dengan jelas, hanya lakunya saja. Kalau tujuan dijabarkan, dikhawtirkan malah ego yang membesar.

    Tabik

    AM

  4. wah jebul njenengan ki yo … khopingho maniak…. he he… kalau ki ageng suryo menataram setahu saya cuma sebatas menyadari yang sadar belum sampe pada lebur… memang bahayanya spiritualis yang tidak meleburkan diri kepada yang Esa akhirnya terjebak pada ego… kita lihat beberapa tokoh spiritualis… malah sombongnya tidak ketulungan.. gaya saja sok rendah diri.. tapi rendah dirinya sebagai bentuk agar ia dianggap rendah hati… weh poso poso nglek ngelek uwong…

Leave a Reply to Setiyo Purwanto Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.