Menyalurkan kebesaran Allah di daerah yang sakit

teknik 3T3 yaitu takbir dapat kita gunakan untuk memohon pertolongan Allah atas sakit fisik yang kita alami. Misalnya kita mengalami sakit tenggorokan 3T3 dapat di salurkan untuk dimohon kepada Allah dengan posisi mengagungkan Allah. Keagungan Allah yang sadari atau kebesaran Allah yang kita sadari pada posisi ini akan menghasilkan suatu kekuatan kebesaran Allah. Kuncinya adalah ketika kita kesadaran benar tentang kebesaran Allah maka energi itu akan terasa. Seperti misalnya kita menyadari ada hantu maka rasa takut itu ada, nah sekarang kita menyadari bahwa Allah maha besar maka energi kebesaran Allah itu ada. Sekarang tinggal kita rubah saja kebesaran Allah menjadi kebesaran Allah yang berupa daya penyembuhan (syifa) dan bisa kita fokuskan kepada daerah yang sakit.

cara ini bisa cepat bereaksi atau lama, untuk hal ini kita tidak dapat pastikan, karena kalau sudah wilayah ini bukan wilayah kita tapi sudah kehendak Allah. Oh Ya yang penting dan wajib kita lakukan selama pengobatan ini adalah kita lepas benar benar bahwa semua itu dari Allah. baik dari cara sembuhnya, lama atau sebentar sembuhnya, reaksi reaksi fisik ketika penyembuhan berlangsung semua benar benar kita serahkan kepada Allah dan kita hanya menerima serta menyaksikan saja. Berarti disini setelah kita mengagungkan Allah tugas kita adalah menyerahkan semua kepada Allah SWT. Pasrah kepada Allah mutlak diperlukan, rumusnya semakin kita pasrah kepada Allah maka reaksi penyembuhan akan semakin cepat.

baik selamat mencoba tips ini semoga Allah memberikan penyembuhan kepada siapa pembaca tulisan ini dan siapa saja yang mengamalkannya diberikan kesembuhan Allah SWT Amiin

cara memfanakan diri ketika shalat

Pengertian fana adalah hilangnya ego dalam diri, atau yang sering kita sebut dengan ego nol, saya lebih pas menggunakan ego nol dari pada no mind atau zero mind. Sebab yang di kosongkan adalah egonya bukan pikiran atau mind nya. Dalam shalat anda akan merasakan kenikmatan jika dapat mencapai keadaan ego nol ini. Ego nol ini akan membawa kita lebih khusyu dalam shalat. Tidak repot repot mengikuti pelatihan shalat khusyu, asal kita sudah bisa mengenolkan ego maka secara otomatis shalat kita akan khusyu dengan sendirinya, tentunya dengan syarat lurus ke Allah dan berserah diri kepada Allah.

Cara praktis untuk mengenolkan ego dalam shalat adalah dengan keluar dari kesadaran jasad kemudian berserah diri dan ketika berserah kita FULL maka kita akan merasakan keadaan kosong yaitu ego yang kosong. nah mudahkan….

tidak akan tersesat jika lurus ke Allah

banyak orang yang akan menakut nakuti kita dengan sesat, ya ke Allah harus menggunakan ini dan itu, harus bersama ini dan itu, harus pakai ritual ini dan itu. Padahal sebenarnya islam ini sudah sangat menjelaskan bahwa kalau kita ke Allah ya lurus saja ke Allah tidak ada syarat apapun. Allah ini menerima kita tanpa syarat apapun. Tidak harus kita lulus pondok pesntren, tidak harus kita bisa baca al quran tidak harus kita bersih dari dosa dan sebagainya. Yang dikehendaki Allah hanya lurus saja kepada Allah nanti masalah cara dan bagaimana nya Allah akan berikan jalannya.

semakin kita berjalan tidak bersama Allah tapi bersama yang selain Allah maka sebenarnya kita sudah tersesat. Orang yang kita ikuti misalnya kyai atau mursyid atau syehk mungkin akan selamat karena beliau beliau lurus ke Allah lah … pengikutnya karena tidak mengikuti Allah malah mengikuti mursyid syeh atau kyai tersebut yang akan tersesat dan berhenti tidak jalan ke Allah. Ya makanya jika semua lurus ke Allah tidak akan terjadi seperti ini. Pak Kyai Mursyid atau syeh mendidik muridnya untuk lurus ke Allah, murid murid juga tidak menggantungkan dirinya kepada kyai tersebut.

dalam kita menuju kepada Allah maka Allah akan memberikan petunjukNya, Beliau akan menuntun kita dan akan meluruskan kita, hal ini sangat berbeda jikia bergantung kepada kyai maka kyai tidak bisa meluruskan jika sudah di bengkokkan Allah, kyai tidak akan bisa menolong kita jika kita sudah di sesatkan Allah.Ya inilah kenyataan dalam kita bertauhid. Jaman Nabi tidak ada penuntun, tidak mursyid yang ada adalah Rasulullah sebagai sahabat dan Allah yang dituju, ya itu saja, sehingga para sahabat mendapatkan kebenaran dalam bertauhid.

maka mari kita beranikan diri kita untuk berjalan secara mendiri menuju kepada Allah jangan takut untuk tersesat. karena prinsip tersesat jika kita tidak bersama Allah, jika kita bersama Allah maka Allah akan menjaga kita dan menuntun kita