spiritulitas dalam ranah sains

Fenomena menarik dikalangan beberapa akademisi muslim munculnya semangat mengislamkan keilmuan mereka. Dikalangan psikologi muncul adanya API asosiasi psikologi islami, di beberapa universitas muslim sudah mulai didirikan center center seperti di UIN ada Centre for Neuroscience, health and spirituality disingkat menjadi C-NET, di psikologi UMS sudah berdiri juga centre for Islamic and Indieneous psychology. Kajian kajian  lembaga lembaga sains keislaman tersebut dilandasi semangat untuk meng sains kan atau mengilmiahkan “islam” dari mulai sisi syariat hingga spiritual kemakrifatan.

Contoh buku menarik yang sewaktu saya mengikuti meeting Asosiasi psikologi islami kemarin di yogya , saya di beri buku tentang Tuhan empiric dan kesehatan spiritual, yang ditulis oleh beberapa penulis. Buku ini merupakan bentuk semangat mengsinkronkan ilmiah kedokteran, ilmiah psikologi dengan spiritualitas islam. Pertama saya membaca judul buku ini saya bingung juga dibuatnya karena ada istilah Tuhan empirik. Kemudian paginya saya membaca tulisannya saya pun belum mendapatkan pencerahan tentang maksud Tuhan Empirik. Ya karena saya bingung saya by pass saja, saya hanya melihat melihat dalamnya dan belum membaca secara detil.

Dalam membuka buka buku tersebut pikiran saya langsung berkreasi menganalisis sendiri tentang isi buku tersebut. Tentunya karena tidak membaca secara detil saya yakin pikiran ini dilandasi pikiran yang subjektif. Ketidak fahaman pikiran saya mencerna buku tersebut menjadikan pikiran saya suudzan bahwa buku tersebut dibuat oleh pemahaman spiritual yang berbeda dengan saya. Pikiran saya berpendapat kenapa Tuhan di sains kan, kenapa spiritualitas di sainskan, apa tidak malah mambuat rancu. Bagi saya sosok Tuhan itu di atas pikiran saya. Sosok Tuhan itu jelas tidak bisa dipikirkan terlebih di empirikkan. Makanya saya pikiran saya tidak mampu menangkap maksud tulisan tersebut. Kemana arah tulisan dari buku tersebut.

Dalam buku tersebut juga ada ditulis kesehatan spiritual, saya masih belum menangkap makna dari kesehatan spiritual yang dimaksud. Kalau pikiran saya atau memori yang ada dalam benak saya adalah bahwa kesehatan spiritual itu bagaimana seseorang mampu mencapai zero mind, itu baru sehat. Kalau masih belum mencapai keadaan itu berarti masih di sehat sehatkan, atau masih dalam pencarian format sehat secara spiritual. Kalau sehat psikis jelas bahwa adanya koordinasi yang baik antara pikiran dan emosi, terkendali dan harmonis, kalau fisik ya  tubuhnya fit. Nah kalau spiritual tentunya kalau mau mengkaitkan dengan islam ya harus zero atau fana, yang nantinya akan berdampak pada kesehatan psikis yaitu tumakninah dan kesehatan jasad.

Saya sangat senang dengan makin banyak kawan kawan di kalangan psikologi dan agama, membicarakan spiritual ini. Semoga dengan tulisan tulisan dan karya karya tentang spiritualitas ini semakin memperkuat pentingnya dimensi spiritual bagi kesehatan psikis dan fisik. Tulisan saya diatas merupakan pendapat pribadi yang sangat subjektif, dan masih jauh dari kebenaran, dan saya akan terus mencari hakikat kebenaran dari spiritualitas. Terimakaih kepada Ibu yang kemarin memberi buku secara gratis kepada saya, he he belum sempat kenalan.

CategoriesUncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.