sulitnya melatih para Ustadz

ini yang sering terjadi dalam halaqoh atau pelatihan, biasanya mereka yang memakai atribut atribut kemusliman seperti celana, baju atau raut muka yang menandakan ustad biasanya sulit untuk nyambung. saya juga kurang tahu apa yang menyebabkannya, mungkin khusnudzan saja mereka lebih memiliki kedekatan dengan allah atau lebih memiliki pengetahuan yang dalam mengenai allah sehingga untuk nyambung tidak diperlukan lagi.

ada di solo ini juga sebagian etnis yang merasa memiliki agama islam… ini lebih sulit lagi, saya jadi berpersepsi bahwa mereka lebih pandai dari saya dan mereka lebih tahu dari saya sehinggga saya biarkan saja mereka. saya akan mengajarkan sesuatu yang dibutuhkan artinya jika mereka mau merendah didepan saya dan tawadhu dalam artian tidak mengandalkanpengatahuan agamanya saya baru bisa memberikan atau mengalirkan ilmu saya kepada beliau beliau. ya memang ini perlu ada kesombongan sedikit karena kalau tidak begini mereka yang malah terhijabdengan ilmu mereka.

maaf nggih poro kyai dan poro ustadz…

9 Replies to “sulitnya melatih para Ustadz”

  1. yoi memang ilmu itu terkadang bisa menjadi hijab kita dengan Allah…..karena dengan “sedikit” ilmu bisa menjerumuskan kita menjadi manusia yang sok tahu seperti saya….

    jadi memang mengajak org yang ada kesombongan didalamnya dengan adanya ilmu itu lebih sulit dari orang yang sedang0sedang saja…dalam artian gak sombong meski kurang ilmu syarinya..

    sing penting diajak ke Allah rak yo wis tho…rasah diajak menjadi org yang sok pinter…Sc Solo pripun konco-konco kabare??…

    sukron..

  2. Wah, Mas Pur ini kalem, tapi di tulisan ini kok rada keras ya. Maaf Mas Pur, kok rasanya ada sedikit yang kurang pas ya, mungkin narasinya sedikit digubah saja, yaitu di paragraph kedua. Bagi yang ndak paham bahasa, bisa ditafsirkan lain dan menganggap panjenengan agak sombong. Ngapuntene Mas Pur. Semoga kita selalu menjadi hamba yang dicintai oleh Allah.

  3. he he bener mas yang ini agak keras mas, bukan karena sombong mas… karena memang prinsip ilmu kerohanian atau spiritual si penerima harus merendah fungsinya agar energi itu mengalir ke bawah artinya yang merendah. saya pun juga merendah kepada orang lain fungsinya agar energi orang lain tersebut mengalir ke saya.
    sayapun akan sangat kesulitan jika yang belajar tidak merendah, sekuat apapun saya menyampaikan atau mengalirkan tidak akan masuk pak. tapi terimakasih atas pendapat mas tohar. oh ya di akhir tulisannya saya kan saya sebutkan bahwa kalau tidak merendah akan terhijab oleh kesombongannya. maka seorang kyai atau ustad lebih sulit karena ya itu tadi kadang terhijab oleh ke kyaiannya, atau keustadannya… terhijab oleh ilmunya sendiri.

  4. Ass wr wb

    Memang umumnya air hanya mengalir secara alamiyah dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah. Kalau airnya mau dialirkan ketempat yang lebih tinggi ya harus pake pompa air….cape deh.

  5. Bener mas pur, istilahnya kalau dia merasa mempunyai segelas air yg sudah penuh mau diisi lagi yo nggak bisa malah tumpah, kalau dia merasa mempunyai gelas kosong mau diisi kan mudah, dikosongkan dulu kalau mau menuntut ilmu. dan seperti mas pur kan juga cuma sekedar usaha ikhtiar menyampaikannya, soal dia mau menerima atau tidak itu urusan dia, serta hanya hidayah/kehendak allah-lah yang akan jadi. dospundi…?

Leave a Reply to Setiyo Purwanto Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.