Bagaimana menjalankan amanah itu ?

setiap kita diberi amanah oleh Allah, sekarang, bagaimana menjalankan amanah itu yang kadang bertumpuk dan banyak . Baik cara yang pertama dalah dengan Menerima. Menerima amanah akan memberikan dampak hilangnya konflik batin antara menolak amanah dan menerima amanah, antara bosan menjalankan amanah dengan senang dalam menjalankan amanah. Menerima ini dapat kita aktivasi dengan membaca subhanallah bisa dengan alat tasbih yaitu dibaca berulang ulang 33 kali. setiap kali bacaaan kita terima semua amanah Allah, terutama amanah yang berat saat ini bagi kita.

yang Kedua adalah dengan bersyukur kepada Allah karena Allah telah memberikan amanah tersebut kepada kita. Hal ini dapat memberikan kebahgiaan terendiri dalam menjalankan amanah, sehingga menjalankan amanah denga gairah dan semangat untuk terus bergerak maju.  Hal ini dapat diaktivasi dengan membaca alhamdulillah diulang ulang 33 kali. Setiap kali mengucap alhamdulilah kita bersyukur kepada Allah atas amanah yang Allah berikan kepada kita.

Dan yang terakhir adalah dengan yakin akan pertolongan Allah bahwa amanah itu akan selesai dengan berbagai pertolongan Allah yang Allah berikan. Hal ini dapat diaktivasi dengan membaca Allahu Akbar berulang kali sebanyak 33. Setiap kali membaca takbir ini kita yakin akan pertolongan Allah atas amanah amanah yang sedang kita jalankan

Dengan menjalankan amanah dengan konsep tasbih tahmid dan takbir akan membuat kita bahagia, bersemangat dan selesai dengan cara yang tidak terduga.

Amanah sebagai pilar mendidik anak

banyak orang tua yang di sibukan dengan perilaku anak yang katanya nakal, yang katanya malas, yang katanya seenaknya sendiri dan tidak bertanggung jawab. Perilaku ini tentunya menimbulkan serentetan masalah yang banyak dan bahkan menjadi lingkaran syetan yang semakin hari semakin memperburuk keadaan permasalahan. Mendidik anak tidaklah mudah, tidak hanya mengandalkan kata kata bijak, atau kata kata mutiara psikolog dalam hal mendidik anak. Mengatasi permasalahan anak harus di cari sumber utama dari perilaku anak yang nggak benar itu.

Salah satu sumber permasalahan anak adalah kurang nya amanah anak terhadap apa yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya. Munculnya perilaku anak ini penyebabnya juga multi komplek, bisa dari anaknya sendiri, bisa dari orang tua atau dari lingkungan. Baik kebanyakan pembaca tulisan saya ini adalah orang tua, saya akan uraikan dari kaca mata orang tua. Orang tua terkadang terlalu over dalam memberikan pelayanan kepada anak, orang tua lupa bahwa anak juga harus belajar mandiri anak harus belajar bertanggung jawab. contoh sederhana saja adalah masalah piring di dapur, orang tua dengan rasa belas kasihan kepada  anak rela untuk mencucikan piring anak dimana sebenarnya anak yang sudah besar anak mampu untuk mencuci piring sendiri, lain masalah kalau sudah ada pembantu rumah, kalau tidak ada maka anak harus di perintah untuk bertanggung jawab terhadap piring yang sudah digunakan untuk makan.

Pendidikan dengan pilar amanah ini, menekankan pada mengajari anak secara langsung untuk bertanggung jawab terhadap apa apa yang harus ia kerjakan. Pekerjaan sekolah, kamar pribadinya, perlengkapan sehari hari seperti sepeda dan lainnya. Ketika anak tidak bertanggung jawab misalnya sepeda tidak di masukkan ke garasi pada malam hari, maka orang tua jangan dulu memasukkan sepeda tapi perintahlah anak untuk memasukkan (ya meskipun orang tua memasukkan sepeda lebih simpel dan lebih mudah, tidak ribet menyuruh anak).

Resiko positif jika orang tua selalu menekankan pendidikan amanah ini kita sebagai orang tua akan mendapatkan kritikan dari anak jika kita tidak amanah juga, tapi ini tentunya positif. jadi , pendidikan amanah ini kita terapkan agar kalau kita tidak amanah anak kita dapat mengingatkan.

Jika pembiasaan amanah ini sudah menjadi budaya di rumah, maka anak akan menadi anak yang amanah dengan dirinya sendiri , dia akan bertanggungjawab dengan sekolahnya, dengan barang barang milknya dan lainnya. orang tua tidak ribet lagi dengan perilaku anak yang negatif.

Jadikan uang sebagai alat bukan tujuan

Dari dulu namanya uang adalah alat untuk bertransaksi, namanya alat tentu akan menjadi salah jika hal tersebut menjadi tujuan dalam berbisnis. Semisal begini anda akan ke jakarta, maka kendaraan adalah alat bukan tujuan anda. Kalau alat ini menjadi tujuan maka anda akan berputar putar dengan kendaraan anda dan tidak akan sampai sampai kepada tujuan. Tujuan jadikan tujuan dan alat jadikan alat.

Kesalahan orang dalam berbisnis adalah uang dan keuntungan dalam dagang. Kalau mau benar dalam berdagang maka harus dicari tujuan berdagang itu apa? ingat bahwa uang bukan tujuan sehingga jangan di cari. konsep ini sedeikit banyak merubah mindset dalam berdagang. Tapi dengan perubahan ini kita akan menemukan makna dalam berdagang yang lebih mendalam dan lebih membahgiakan ketimbang sekedar untuk mencari uang.

Uang adalah bagian dari rejeki dan uang akan datang dikirimkan Allah kepada kita, karena sekali lagi bahwa uang adalah pemberian Allah dan tidak perlu kita jadikan tujuan dalam berdagang. Kalau kita menjadikan uang sebagai tujuan maka sama saja kita mencari sesuatu yang yang tidak perlu dicari, dan yang terjadi adalah semakin uang di cari maka akan semakin sulit, tapi justru kalau kita melakukan sesuatu karena yang memberikan rejeki maka rejaki itu akan diberikan Allah.

Apakah orang yang berbisnis dengan tujuan tidak mencari uang, lantas, tidak mendapatkan uang? bagaimana caranya ?,. ingat konsep ini uang tetap sebagai alat. Namanya alat uang tetap harus kita pakai sebagai alat. Sebagai alat yang mempermudah kita melayani pelanggan. coba kalau tidak pakai uang terus bagaimana kita mau kulakan lagi, mau ambil barang lagi. Sehingga untuk bisa terus menerus berdagang, artinya pelayanan berlanjut terus dari waktu ke waktu maka perlu adanya alat yaitu uang.

Uang ini nantinya juga untuk alat menjalankan amanah lainnya seperti amanah hutang (kalau ada), amanah anak, amanah istri/suami, amanah orang tua dan lainnya.

jadi intinya jadikan uang sebagai alat jangan jadikan tujuan.