letak diam itu dimana dalam berspiritual

Diam letaknya ada di jiwa, jiwa yang tenang senantiasa diam mendengarkan apa yang diperintahkan Allah, tulisan saya ini bagi sebagian mungkin membuat bingung, jika ya ….by pass saja karena saya menulis memang untuk saya sendiri tidak untuk orang lain. Ya kembali ke masalah diam, dalam diam itu kita bisa lebih bisa mendengarkan dan waspada menunggu perintah dari Allah. Kita ini laksana telinga bukan mulut, jika kita mampu berperan sebagai telinga maka kita akan banyak mendapat ilmu, tapi jika mulut maka kita seperti orang yang sombong.

Baik setelah kita mengetahui di mana letak diam, yaitu di jiwa maka selanjutnya adalah bagaimana kita menjalankanya. Pertama kita harus hadir dulu dihadapan Allah untuk mengaktivasi ini kita bisa menggunakan kesadaran kita akan Allah. Kesadaran ini akan menuntun kita pada keadaan berdialog dengan Allah. Ketika sudah dalam keadaan dialog maka tugas kita adalah diam mendengarkan dan waspada. selalu waspada akan apa yang disampaikan Allah. Karena yang diam adalah jasad maka bisa saja tubuh kita bergerak bekerja atau aktivitas lainnya. meski kita sibuk dalam keseharian  kita dapat berperilaku diam dan menndengarkan. nah setelah kita mendapat perintah maka segera lakukan segera wujudkan. Dalam hal ini Allah sangat senang sekali dengan akselerasi atau percepatan dalam menjalankan. semakin cepat kita menjalankan maka perintah Allah akan semakin mudah kita tangkap.

ternyata Allah tidak pernah berhenti untuk memerintah, kitanya saja yang kurang peka atau tidak tanggap.

baiklah mari kita belajar diam untuk mendapatkan perintah Allah dalam diri kita. maka Aku ilhamkan kepada jiwa yaitu ilham baik dan jelek. Nah kita harus selalu sambung kepada Allah agar ilham yang turun adalah ilham baik yang selalu menuntun hidup kita.

diam untuk mewujudkan keinginan

hakikat keinginan adalah dari allah, bukan dari kita, seringkali kita mengaku aku bahwa ini ada dan itu adalah keinginan kita. keinginan kita tidak dapat dibuat buat terus kalau begitu siapa yang buat keinginan ? ini tentunya menjadi dasar bahwa allah yang berkeinginan bukan kita. kenyataan ini sangat jelas bahwa keinginan harus dikembalikan lagi kepada allah. kenapa? ya karena yang punya keinginan adalah Dia sendiri, bukan kita. kita pingin sehat, kita pingin kaya, kita pingin bahagia hakikatnya adalah allah yang berkeinginan.

oleh karena itu ketika kita berkeinginan terhadap sesuatu maka diamlah dalam ketundukkan dan serahkan lagi keinginan tersebut kepada allah. maka allahlah nanti yang akan atur sehingga keinginan allah tersebut dapat terwujud.

bersyukur kita masih diberi keinginan oleh allah, sebab keinginan kita ada sebuah kasih sayang allah kepada kita, coba bayangkan bila kita  tidak diberi keinginan misalnya saja kita tidak ingin hidup lagi… maka secara perlahan kita akan diarahkan untuk mati… tapi kalau kita masih diberikan keinginan untuk hidup maka kita akan termotivasi dan survive untuk tetap bisa hidup.