Jadzab

Jadzab itu sudah nggak banyak mikir lagi tapi tindakannya sudah menggunaka ilham dari Allah. Orang yang belum bisa menangkap ilham tidak akan bisa jadzab. jadi yang belum bisa menangkap ilham nggak usah pingin jadi jadzab, nanti jadzabnya dibuat buat dan itu tidak lucu…

Jadzab dimulai dari kesadaran yang sudah total ke Allah, yang ditandai dengan level sibghoh, pikiran dan perasaan hanya di saksikan saja tidak diikuti, demikian pula dengan kejadian kejadian tubuhnya dan disekitarnya hanya disaksikan saja disadari saja dan di terima begitu saja tanpa adanya penilaian ini dan itu.

perilakunya menukik menerobos mentrabas jalan selesainya sebuah amanah yang sedang di emban atau sedang dijalankannya. Keinginan dirinya sudah tidak diikuti lagi, perasaannya sudah tidak diikuti lagi kecuali bantuk ilham yang masuk ke pikiran dan perasaan. Dan itu sangat jelas baginya, tidak lagi ada pertanyaan apakah ini ilham atau nafsu. Orang yang masih belum tahu perbedaan apakah ini nafsu atau ilham baik dari Allah harus banyak belajar kesadaran terhadap Allah.

Benar saja bahwa pada wilayah jadzab ini tidak ada rasa khawatir dan takut. Dia hanya melangkah dan melangkah tanpa dia tahu setelah ini akan melangkah apa, dia sendiri saja juga tahu apalagi orang lain. Jadi seperti perilakunya itu tidak dapat di prediksi.

Orang jadzab tidak layak untuk dijadikan guru bagi orang yang normal, karena orang normal  masih menggunakan akal pikiran sedangkan orang jadzab menggunakan kesadarannya. Orang normal bisa saja berguru kepada orang jadzab tapi jangan banyak menggunakan akal dan pikiran tapi gunakanlah juga  kesadaran seperti gurunya gunakan. Orang normal jangan menggunakan prasangka ketika berguru dengan orang jadzab, karena pasti akan berprasangka negatif kepada dia. Dan sebenarnya yang harus hati hati juga dalam memilih guru orang jadzab sebab banyak orang yang menjadzabkan dirinya padahal dia tidak jadzab. Atau dia benar benar hilang kesadaran (gila karena sakit) dianggapnya jadzab ini sudah salah kaprah. Orang jadzab tidak mungkin melanggar syariat misalnya tidak shalat, tidak menutup aurat, ngomong nggak jelas…. banyak terjadi misalnya anak seorang kyai karena mengalami gangguan jiwa dianggapnya jadzab .

Jadzab merupakan penghambaan seorang hamba, totalitas seorang khalifatullah dalam menjalankan kehidupan ini. ikuti orang orang yang jadzab model begini bukan model jadzab yang melanggar syariat .

Saatnya Indonesia Bangkit dengan cara Gila

Mahapatih Gadjah Mada, adalah orang gila, tapi kita kagum dengan kegilaan nya yang melampaui orang waras. Cara Gila Gadjah Mada adalah mempersatukan nusantara, dan dia berhasil dengan cara gilanya yaitu mempersatukan nusantara sampai thailand. Sekarang saatnya untuk indonesia gila. Mari kita gila di bidang kita masing masing. Seorang pemimpin yang gila, akan berani membuat jalan tol di irian jaya, membuat harga semen sama antara papua dan jawa, seorang guru yang gila berani mengatakan kalau mau cari ilmu cari saja google, guru hany pengarah saja, seorang Ustad yang gila akan berani mengatakan Indonesia maju jika bersama Allah bukan berdasarkan pada khilafah, bukan pada ekonomi islam, bukan pada teknologi , bukan dengan ilmu pengetahuan karena itu smua akna terjadi dengan snedirinya ketika kita bersama dengan Alah. Seorang pedagang sate madura jika dia gila dia akan berani buat brand sate sufi, dengan desain ruangan layaknya tempat berkumpulnya orang orang sufi dengan sajian khas sate suufi dengan kopi makrifatnya. itulah beberapa contoh cara gila untuk menuju indonsia maju.

Indonsia maju yang gila tidak hanya pemimpinnya saja tapi juga semua rakyat juga harus gila. Gila yang memiliki dasar kuat yaitu gila sadar Allah. Sehingga gilanya mendapatkan tuntunan dari Allah SWT. mendapatkan tuntunan Allah memang akan membuat kita gila tapi gilanya akan emngarahkan kita kepada keberuntungan.

para leluhur kita sudah emngajarkan kita cara hidup gila dengan sadar Allah. tapi itu kita tinggalkan. sekarnag mari kita gali lagi cara gila para leluhur ini kemudia kita pakai daam keidupan bernegara ini. Negara indonesia ini sudah tertinggal dalam banyak hal, ilmu, teknlogi, pendidikan, ekonomi dan lainnya. kalau kita tidak segera sadar akan ketertinggalan ini maka kita akan semakin jadi cacing yang tidak ada artinya. Maka diperlukan cara gila untuk melewati ini. Kalau kita bangkit dengan mengejar teknologi jelas akan tertinggal dengan negara jepang atau korea, kalau ekonomi akan tertinggal dengan negara singapura, kalau masalah pemabangunan transportasi dan lainnya pasti akan kalah dengan negara malaysia. ilmu akan kalah dengan negara eropa, senjata kalau dengan negara amerika. Politik akan kalah dengan negara israel. okoknya kalau tidak gila sadar Allah pasti kita akan kalah dengan negara maju lainnya.

Indonesia memiliki trah atau keturunan orang orang yang gila, beliau beliau bekerja tidak melalui cara yang njlimet , beliau beliau sangat sederhana, yaitu mengikuti tuntunan Allah dalam alam kesadarannya. mereka ikuti dan mereka jalankan. Cara menjalankannya tidak melalui perhitungan yang njlimet cukup jalankan dan jalankan. Kita sekarang bermula dari diri kita masing masing sebagai warga negara indonesia berperanan untuk membangun bangsa ini dengan cara gila sadar Allah melalui tugas kita masing masing. yang ustad ya ustad, yang guru ya guru, yang pemimpin ya peemimpin. Kita berjalan di atas rel kita masing masing cuma menjalankan dengan cara gila salah satu yang sudah dicontohkan oleh pemimpin indonesia saat ini adalah kerja kerja dan kerja. itulah cara gila dalam membangun negeri ini.

12 Jurus Wali Mabuk Ilahi : Gila Super Consciousness Gilanya Para Nabi

Gila ada dua, gila di wilayah superconsciousness dan gila di wilayah sub consciousness. Jadzab merupakan salah satu bentuk dari The Altered states os consciousness (Vaitl et al. 2005). Karena gila yang model ini adalah gila yang dia kesadarannya berada di atas kesadaran pada umumnya. Kenapa orang dzikir bisa menyebabkan gila, karena jika dzikirnya benar maka dia akan semakin sadar akan siapa dirinya dan semakin patuh kepada Allah SWT Kalau jadzab itu menjadikan dia semakin jauh dari Allah SWT artinya dia meninggalkan shalat, tidak mau beraktivitas, tidak menjalankan amanah sebagaimana mestinya maka itu bukan jadzab. Bisa jadi dia dzikir kemudian melakukan ritual dzikir untuk mencari jalan keluar tapi tanpa bimbingan sehingga dia masuk alam bawah sadarnya sendir dan akhirnya tidak dapat keluar dari alam bawah sadar dan selajutnya dia di vonis gila, dan kalau parah bisa masuk ke jenis schizoprenia (Bassett et al. 2012).

Maka dalam dzikir nafas kita selalu menuju kepada kesadaran yang tinggi (Zeman 2001). Bukan mengarah kepada kesadaran rendah. Kesadaran tinggi akan melampui kesadaran orang pada umumnya dan kesadaran ini akan mempengaruhi alam pikiran dan alam perasaan kita, tapi kita sadar dengan sepenuhnya (Bayne 2011). Menurut Bayne (2011) kesadaran unity akan membuat seseorang bisa menyadari apa apa yang tidak disadari oleh orang disekitarnya. Dia bisa menyadari keadaan keadaan yang orang lain tidak mampu menangkapnya. Nah inilah yang dialami oleh orang orang beriman dimana firasat mereka lebih tajam dari pada firasatnya orang lain. Diatakan dalam hadis bahwa orang beriman melihat dengan nur ilahi.

Penglihatan dengan Nur Ilahi bermakna kesadaran orang beriman akan tertuju kepada Allah, Allah yang mana Allah yang tidak sama dengan apapun dalam sifatnya yang laisa kamitslihi syaiun. Kesadaran yang selalu bertingkat dan bertingkat (Bayne et al. 2016), karena prinsipnya adalah meniadakan dan meniadakan sebab yang ada hanya Allah, dan yang ada ini tidak akan pernah kita temukan di alam pikiran atau alam persepsi kita. Kesadaran inilah yang  nanti akan membedakan kebenaran islam dengan yang lain. Sebab Tuhan yang kita yakini adalah Allah yang tidak bisa kita persepsikan, Tuhan yang tidak ada dalam pikiran kita, kalau dalam pikiran kita saja tidak ada berarti dalam alam nyata lebih tidak adalagi, karena yang di alam pikiran dan alam nyata adalah ciptaan Allah.

Menjadi gila di wilayah superconsiousness adalah masalah pribadi, orang lain mau percaya atau tidak silahkan. Para Nabi dan Rasul pun ketika di wilayah ini Beliau sangat cuek, peduli amat dengan umatnya, kalau mau percaya ya silahkan dan kalau enggak ya silahkan (Al Qolam ayat 51). Bahkan Allah sangat jelas membela Para Nabi seperti yang tertuang di surat Al Qolam ayat 6, bawha nanti akan terbukti sebenarnya siapa yang benar benar gila, para Nabi dan Rasul atau orang orang yang tidak percaya dengannya. Kisah para nabi dan rasul adalah pelajaran bagi kita, pelajaran pelajaran kegilaan yang sedang kita pelajari bersama sangat mungkin menjadi bahan olok olokan di sana, dan Allah pun menegaskan kepada kita untuk berbuat sabar atas mereka.

 

Bibliografi

Al Quranul Karim

Bassett, D. S., Nelson, B. G., Mueller, B. A., Camchong, J. & Lim, K. O. 2012. Altered resting state complexity in schizophrenia. NeuroImage 59(3): 2196–2207. doi:10.1016/j.neuroimage.2011.10.002

Bayne, T. 2011. The Unity of Consciousness. The Unity of Consciousness. doi:10.1093/acprof:oso/9780199215386.001.0001

Bayne, T., Hohwy, J. & Owen, A. M. 2016. Are There Levels of Consciousness? Trends in Cognitive Sciences. doi:10.1016/j.tics.2016.03.009

Vaitl, D., Birbaumer, N., Gruzelier, J., Jamieson, G. A., Kotchoubey, B., Kübler, A., Lehmann, D., et al. 2005. Psychobiology of Altered States of Consciousness. Psychological Bulletin 131(1): 98–127. doi:10.1037/0033-2909.131.1.98

Zeman, A. 2001. Consciousness. Brain : a journal of neurology 124(Pt 7): 1263–1289. doi:Doi 10.1093/Brain/124.7.1263