Pengobatan tidak harus ilmiah

Ilmiah tidak ilmiah orang berobat yang penting adalah sembuh. Karena tidak ada jaminan seseorang untuk sembuh dengan pengobatan ilmiah juga sudah banyak bukti pengobatan yang tidak ilmiah ternyata manjur dan cespleng. Orang berobat yang sering di lupakan adalah factor keyakinan atau trust, factor ini memegang peranan sangat penting dalam kesembuhan seseorang terlepas dari ilmiah atau tidak ilmiah.
Melihat kasus dukun tiban poniran kita bisa melihat nya dari sisi keyakinan bukan dari keilmiahannya. Sebab kalau ilmiahnya yang menjadi sorotan wah tentu tidak ilmiah tapi kalau kita melihat dari sisi keyakinannya wah pasti keyakinan orang minta disembuhkan poniran sangat besar. Dan jelas saja, ketika comberan poniran dimanfaatkan untuk pengobatan.
Pengobatan seperti ini saya kira tidak perlu dihentikan dengan alasan tidak rasional, atau mengarah kepada kesyirikan. Kalau kemarin diberita IDI sempat minta dihentikan pengobatan poniran ini ya tentunya harus bertanggung jawab untuk bersedia mengobati ribuan orang yang ngantri sama poniran ?!!
Kalau yang dikhawatirkan syirik yang berkembang apakah kalau misalnya kita pergi ke dokter apakah tidak menimbulkan kesyirikan juga , saya kira sama saja kalau kita tidak percaya kepada allah yang menyembuhkan itu namanya syirik terlepas dari itu dokter atau dukun. Jadi tidak bisa mengambil kesimpulan kalau pengobatan ilmiah itu tidak syirik tapi kalau pengobatan tidak ilmiah itu syirik… sekali lagi bahwa kesyirikan tidak ditentukan oleh ilmiah atau tidak ilmiah tapi ditentukan oleh bersandar kepada allah atau tidak bersandar kepada allah.