Pengertian akhirat itu ya saat ini : penting di pahami agar tidak sesat

Manusia ada dimensi pikiran dan ada dimensi kesadaran (cognitive and consciousness), antara keduanya tentu memiliki fungsi dan keadaan masing masing. kalau dalam islam kita mengenal adanya dimensi jasad dan dimensi jiwa atau nafs, satu lagi ada dimensi Ruh. Dimensi jasad ada bagian namanya otak, dan fungsi otak adalah untuk akal, berpikir, menyimpan memori masa lalu , berpikir masa depan dan seterusnya. Sedangkan jiwa atau nafs fungsinya adalah sebagai kesadaran.

Jasad sangat terpengaruh oleh perputaran bumi sehingga dia ada ruang dan waktu, atau memiliki ruang dan waktu, ruang itu bisa disini atau bisa disana, hal ini berbeda dengan jiwa atau nafs yang hanya fungsi kesadaran saat ini. Nafs tidak punya dimensi waktu dan ruang, karena waktunya ya saat ini dan ruangnya ya disini.

Pembicaraan ilmu tasawuf tentu akan lebih banyak bicara di wilayah jiwa atau nafs, Sehingga yang dibicarakan hanya saat ini, tapi perlu diingat dan dicatat bahwa saat ini akan terus bergulir sehingga nanti yang katanya jasad, jika pada saatnya akan menjadi saat ini juga bagi jiwa. Jiwa tidak bisa berada di masa depan dan di masa lalu, tapi jiwa bisa menyadari pikiran yang sedang memikirkan masa lalu atau sedang memikirkan masa depan. makanya orang yang kesadaran terlalu masuk ke masa lalu dia dikatakan tidak sadar, misalnya melamun atau histeria atau kalau agak lama bisa masuk ke wilayah gila. atau orang yang terlalu di masa depan maka dia akan bisa waham halusinasi dan jika parah bisa masuk kategori gila atau psikotik.  Orang yang tidak tenang hidupnya bisa dipastikan dia tidak berada di saat ini. Orang yang sedih orang yang galau pasti tidak berada di saat ini. Kalau seseorang berada di saat ini maka dia akan mengalami ketenangan karena jiwa duduk pada tempatnya yaitu kesadaran saat ini.

Pembicaraan di dunia tasawuf seringkali menyebut bahwa akhirat itu ya saat ini dan disini, surga itu ya saat ini dan disini. Ini kalau disampaikan dalam wilayah jasad akan menjadi sesat karena jasad yaitu otak bisa memikirkan masa depan atau masa lalu tapi kalau dari sisi kejiwaan benar sekali bahwa akhirat itu saat ini. nah kalau membicarakan akhirat itu saat ini dalam konteks jasad maka jelas ini pemahaman yang sesat, karena akhirat secara jasad akan terjadi di masa depan setelah kita mati di hari pembangkitan dan hisab, tapi kalau jiwa jelas tidak mungkin karena jiwa tidak bisa berpikir masa depan , jiwa atau nafs hanya bisa menyadari saat ini.  Kalau orang hakikat-makrifat selalu bicara akhirat itu disini tapi tidak paham perbedaan fungsi pikiran dan kesadaran maka penjelasannya akan salah dan akhirnya disesatkan oleh orang yang orientasinya hanya syariat. Bukan salahnya orang syariat, karena orang hakikat makrifat menjelaskan tentang akhirat tidak paham tentang hakikat jiwa dan fungsinya. Atau bisa jadi orang makrifat ini tidak bisa menjelaskan keadaan dia tentang jiwa yang menyadari saat ini, sehingga penjelasannya menjadi salah, atau juga bisa orang ini mengaku makrifat tapi menjelaskan tentang saat ini (karena memang saat ini banyak dijelaskan oleh guru guru makrifat) akan salah karena dia belum mengalami kesadaran saat ini tapi menjelaskan bahwa akhirat itu saat ini, dan penjelasannya dalam bentuk jasad, ini pasti akan disesatkan oleh ahli syariat, seperti yang terjadi baru baru ini MUI melabel sesat salah satu ustad youtube terkenal karena menyampaikan akhirat itu saat ini. Tuduhannya adalah : ajaran ustad youtube tersebut mengajarkan akhirat itu saat ini, dan mengajarkan untuk tidak percaya dengan akhirat kelak.

Tuduhan MUI ini tentu sangat berdasar karena akhirat itu ada dan itu nanti, dan saya sangat setuju dengan keputusan MUI menyesatkan ajaran yang meniadakan akhirat itu terjadi nanti. Seandainya USt Youtube terkenal itu menyampaikan bahwa pengertian akhirat itu saat ini dalam konteks kesadaran maka akhirat itu ya saat ini, karena memang nafs atau jiwa tidak ada ada nanti dan tidak ada kemarin, jiwa hanya bisa menyadari saat ini, dan tentu akhirat saat ini akan berbeda dengan akhirat kelak. Atau Akhirat saat ini mengandung pengertian bahwa ketika nanti berada di akhirat maka jiwa pun akan mengatakan saat ini. Jadi bisa ada dua pengertian, makna akhirat sekarang yang berbeda atau jiwa pada saat nya akan berada di akhirat nanti, dan akan mengatakan bahwa saat ini di akhirat.

kalau misalnya surga itu saat ini, ya tentu surga saat ini berbeda dengan surga nanti di akhirat. karena jiwa atau nafs selalu berkata saat ini, jiwa tidak bisa berada di masa depan dan masa lalu. Jiwa selalu menyadari apa yang sedang terjadi saat ini. Demikian semoga penjelasan singkat tentang bahwa akhirat itu saat ini tidak nanti. Semoga hal yang demikian semakin menambah keyakinan kita tentang hari akhirat adanya surga seperti yang dijelaskan Rasulullah SAW.

Mengapa Allah Membiarkan Manusia Berdosa

mengapa Allah membiarkan manusia berdosa ? pertanyaan ini sering dimunculkan oleh banyak kawan. Baiklah saya akan mencoba menjawab dengan rujukan surat Asy syam, Bp Ibu bisa juga check sama sama surat tersebut.

8. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,
9. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

nah jawaban pertanyaan diatas ada di ayat 8 9 dan 10. Jadi Allah mengilhamkan pada jiwa, bahasa ilham adalah bahasa kehendak yang ada pada manusia. Jadi manusia diberikan kehendak untuk berbuat baik dan tidak baik. Tinggal yang mau di ekskusi yang mana, apakah dia melakukan akhirnya melakukan perbuatan baik atau tidak bai

kita diberikan pilihan 2, tinggal kitanya. ALlah menurunkan agama, Allah menurunkan Rasulullah, Allah memberikan akal kepada kita untuk membedakan mana yang baik dan mana yang benar. sehingga kita kalau kita memilih mana yang baik maka kita beruntung, dan jika kita memilih yang tidak baik maka kita akan celaka. Bahasa di ayat diatas adalah, jika kita menjaga kebersihan jiwa yaitu dengan melaksanakan ilham baik maka kita akan beruntung. dan jika mengotori hati yaitu dengan mengeksusi perbuatan tidak baik maka kita akan celaka.

dalam hal ini maka manusia diberikan kewenangan penuh, nah mungkin yang jadi pertanyaannya kenapa Allah membiarkan manusia berdosa, jawabannya karena manusia meninggalkan Allah, tidak mau kembali kepada Allah, tidak mau sadar Allah. Klaau manusia mau sadar Allah maka dia akan ditunjukkan jalannya. jika meninggalkan Allah tidak hanya dibiarkan Allah bahkan akan disesatkan Allah. banyak ayat yang menyebutkan bahwa Allah ini akan menyesatkan manusia. jadi Allah akan memberi petunjuk siapa saja yang sadar Allah dan akan menyesatkan siapa saja yang tidak sadar Allah.

menjawab dari pertanyaan jamaah DNSA di group WA