terpisahnya Ruh jiwa dan jasad ketika sholat

sholat seperti halnya kematian, unsur unsur tubuh kita akan terpisah. dalam kematian tubuh di kubur, jiwa mempertanggungjawabkan perbuatannya di dunia dan Ruh kembali kepada Allah. dalam sholat jasad melakukan bacaan dan gerakan sholat, jiwa berkomunikasi kepada ALlah, dan Ruh pulang ke ALlah.
Pulangnya Ruh ini harus dilakukan dalam sholat, inilah kesadaran kita dalam sholat, untuk urusan jasad dan jiwa kita tinggalkan biarkan dia (jasad dan ruh) menjalankan fungsi nya masing masing, yang bergerak sholat ya biarkan begerak sholat, yang berkomunikasi dengan ALlah ya biarkan dia berkomunikasi dengan ALlah. urusan kita hanya pulang ke Allah.
dengan berpisah seperti ini nanti maka kita akan mengenal bagian bagian dari diri kita mana jasad mana jiwa dan mana Ruh, selamat mencoba

mlebu Allah metu Allah

sebuah hakikat dapat dipelajari dari hal yang paling sederhana… yaitu jalannya nafas… keluar Allah masuk Allah… mlebu allah metu Allah…masuknya nafas bukan karena kita tapi karena Allah… keluarnya nafas juga bukan karena kita tapi karena Allah.
ketika nafas masuk kita merasakan jiwa kita terbang menuju kepada Allah yang tak bisa kita persepsi, ketika keluar nafas maka jiwa kita menyebar ke seluruh jagad raya….
jadilah diri kita diri sejati….

Allah tidak menyarankan kita berusaha (2)

ramainya komentar di tulisan ini maka akan saya lanjutkan untuk membahasa masalah “usaha” manusia. mas laskar islam mengingatkan saya agar sadar bahwa pernyataan atau tulisan ini salah…. dan saya diminta bertobat….
sebentar mas Laskar… mari kita bahas makna “usaha” manusia.
mari kita lihat dalam hidup ini kita bernafas atau dinafaskan oleh Allah.. dimana letak usaha kita dalam bernafas ini? pertanyaan saya apakah kita rela dinafaskan allah atau kita berusaha bernafas… kalau kita berusaha bernafas… maka nanti ada 2 berusaha bernafas dan berusaha tidak bernafas… dari keadaan ini coba kita cermati maunya Allah ketika kita hidup , kita bernafas atau allah menghendaki sebaliknya? Allah menghendaki kita bernafas… dan yang menafaskan adalah Allah… kemudian dimana posisi kita, posisi kita adalah rela dinafaskan oleh allah, nah rela ini artinya kita tidak berusaha kita hanya rela atau pasrah dinafaskan Allah.
demikian pula dalam setiap aktivitas kehidupan kita, kita tidak sadar bahwa aktivitas kita misalnya belajar, bekerja dan lain sebagainya adalah bentuk usaha kita.. tidak kita hanya mengikuti gerak Allah… kita tidak kuasa terhadap diri kita… maka bersukurlah jika kita masih diberikan allah gerak tangan, gerak berfikir, gerak hati dan setersunya. sekali lagi gerak itu dari Allah.. kita tidak ada usaha sedikitpun.. tidak ada daya upaya selain daya upaya dari Allah… laa haula walaa quwata ila billah…..