Tanda kecilnya energi seorang Da’i

kita mungkin takjub dengan seorang dai yang memiliki banyak jamaah, tapi tahukah kita bahwa semakin banyak orang yang tergantung dengan dai tersebut maka energinya semakin kecil, ya energi yang saya maksud disinilah adalah energi spiritual atau energi keimanannya. Kenapa saya berani mengatakan begini karena serang dai yang benar benar mengajak orang lain untuk ke Allah maka dirinya bersedia difanakan Allah dan orang tidak datang ke dia tapi langsung ke Allah. Dai yang hanya menimbulkan ketergantungan umatnya kepada dia bukan kepada Allah menandakan bahwa energi spiritual dan energi keimanan dai tersebut kecil.

Mungkin dari sisi ilmu dari sisi yang lain punya kelebihan tapi satu sisi keimanan memiliki kelemahan. ya kita lihat saja, misalnya kita ke seorang dai bisa ustad, bisa kyai atau bisa habib, apakah dia mengajarkan ketergantungan kepada Allah atau kepada dirinya. Mungkin dai tersebut selalu berdakwah bahwa umat harus beribadah kepada Allah, tapi di sisi lain dia selalu menyampaikan bahwa umat tidak bisa langsung ke Allah dan harus melalui dai tersebut, tidak bisa berjumpa kepada Allah, tapi cukup dengan mengikuti dai tersebut. Ya ini menandakan diri dai tersebut menjadikan hijab bagi umatnya untuk langsung ke Allah. nah ini menandakan bahwa keihlasan untuk mengajak ke Allah dari sang dai ini sangat kurang atau bahkan tidak keihlasan.

Umat juga begitu, karena memang sudah turun temurun, dan hampir kebanyakan dai selalu mengumandangkan bahwa umat tidak bisa langsung ke Allah harus melalui perantara harus melalui wasilah dai, ya akhirnya ada ketergantungan yang sangat melekat. Ini terbukti, umat lebih yakin kepada dai dari pada kepada Allah, misalnya umat lebih yakin dikabulkan jika di doakan dai dari pada berdoa sendiri.

energi kecil dari seorang dai berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang pada akhirnya mengajak umatnya untuk lebih percaya kepada dirinya dari pada kepada Allah tentunya sangat bahaya bagi umat. Dan akhirnya dalam islam ada strata atau kalau dalam agama hindu ada kasta…. umat selalu di tempatkan di kasta terendah padahal ini sangat bertentangan dengan ajaran islam. Saya pernah mendengar memakai surban saja harus ada ijazah… harus ijin ke kyai atau habib… inikan bukti bahwa memang kasta itu dikehendaki.

bagi para dai sekedar himbauan bagaimana kalau sekarang jika berdakwah tidak memakai pakaian khas “kasta tinggi”, coba menggunakan pakaian yang biasa. kemudian coba umat dimotivasi untuk berinteraksi langsung kepada Allah, diajarkan bagaimana bisa langsung kepada Allah, agar umat tidak bergantung kepada dai tapi lebih bergantung kepada Allah. jangan mengajarkan sesuatu yang membahayakan akidah umat misalnya untuk berdzikir saja membayangkan wajah ustadnya… inikan jelas membelokkan akidah dari ke Allah diganti dengan ustad.

Seorang dai harus berani membesarkan energi spiritualnya dengan mengosongkan egonya, mengosongkan keakuanya. Sehingga dia tidak masalah kalau jamaahnya meninggalkan dia untuk menuju kepada Allah. Membiarkan umatnya menuju kepada Allah secara mandiri. Seorang Dai yang lebih  diperlukan adalah energi spiritualnya bukan sekedar ilmu dan kepandaian berdakwah. Meski tidak berdakwah tapi kalau energi spiritualnya besar akan menyebar dan mempengaruhi alam semesta.

dai dai yang besar energinya, dia akan cenderung diam dan tidak mencari popularitas. dia akan cederung menyebarkan energi dari pada banyak kata kata di podium. inilah Dai yang sebenar benar Dai.