Rasulullah pun berkorban untuk umatnya

Rasulullah mengajarkan bahwa barang siapa di akhir kalam nya menyebut asma Allah maka jaminan masuk surga ….. laa ilaha ilallah…. tapi yang menjadi pertanyaan kita mengapa Rasulullah tidak menjalankannya di akhir hayat Beliau, justru yang disebut malah umatii umatii umatii… nampaknya terjadi kontradiksi apa yang beliau ajarkan dengan apa yang beliau lakukan… ini akan menjadi pelik ketika kita hanya berpegang pada syariat bukan kepada hakikat. Orang orang syariat minded tanpa berpegang hakikat dan makrifat akan terjebak jebak disini. bahkan lebih bahaya lagi akan berpendapat bahwa Rasulullah tidak konsisten dengan ajarannya sendiri… naudzubillah …

baik saya akan membahas dari sudut hakikat… Rasulullah dalam setiap amal ibadah tidak menunjukkan ke egois annya , beliau selalu menunjukkan rahmatan lil alaminnya. Selalu saja perhatiannya pada umat dan umatnya. dan ini terwujud di akhir hayatnya beliau menunjukkan sikap yang kontradiktif dengan ajaran yang beliau sampaikan. baik dari kacamata manusia yang penuh ego pasti tidak akan mungkin keadaan sakartul maut masih memikirkan umat memikirkan orang lain, pastilah memikirkan dirinya sendiri, saya pun baru sadar bahwa inilah bukti bahwa rasulullah bersifat Ummi (menusia mulya tanpa ego).

Allah pun pasti akan memandang lain dari akhir kalimat Rasulullah ini. sebuah kalimat yang lebih tinggi dari kalimat tauhid …. (kenapa tidak laa ilaha ilallah tapi malah umatii umatii umatii). Secara derajat pastinya rasulullah di atasnya tauhid … sehingga perkataan umati umati lebih tinggi dari pada kalimat tauhid itu sendiri (sebab rasulullah sudah bertauhid secara sempurna) mestinya ini akan berbeda dengan orang yang sakaratul maut tapi menyebut anakku anaku anaku atau hartaku hartaku hartaku…. jelas ini orang nya tidak bertauhid sama sekali. sehingga kalimat umatii dan hartaku atau anakku sangat berbeda.

demikianlah pengorbanan rasulullah kepada umatnya. jika anda sudah masuk ke wilayah hakikat makrifat masihkah kita mementingkan diri sendiri dalam setiap ibadah kita… umrah tiap tahun dengan mengabaikan kesejarhteraan hidup tetangga …. masihkah kita egois dengan amal amal ibadah yang kita lakukan? selalu ingin duduk di shaf pertama dalam shalat meski sudah penuh? masihkan berebut mencium hajar aswad sampai sikut kanan dan kiri…. tentunya tidak… ketika kita sudah mengenal hakikat makrifat maka kita memilih Allah dari pada memilih surga atau pahala… kita memilih nol dari pada memilih pujian… kita memilih mendoakan dari pada membenci orang lain…

tulisan ini saya ini pastinya banyak ditentang oleh orang orang syariat minded yang tidak mengenal Allah sebagai Tuhannya. yang kalau ibadah hanya mencari pahala dan surga serta takut neraka dan menghindari dosa…. karena jalan hidup Rasulullah kadang berbeda dengan syariat yang sudah beliau tuntunkan (contohnya mengenai akhir kalam laa ilaha ilallah).