membaca nasib bukan meramal

Untuk bisa membaca masa depan kita harus dapat membaca apa maunya Allah pada saat ini. Kepekaann kita pada saat ini merupakan modal dasar untuk bisa mengenal maunya allah pada saat yang akan datang. Kalau kita sudah bisa mengenal maunya allah maka sebenarnya kapan saja kita pun dapat mengenal maunya allah baik itu sekarang atau pun masa depan. Mengenal maunya allah bukanlah ramalan yang datang dari rekayasa pikiran atau sesuatu yang mengada ada, mengenal maunya allah sangat berbeda dengan ramalan ramalan pikiran berdasarkan perkiraan kiraan logika.
Sesuatu yang membedakan adalah, kalau digambarkan, mengenal maunya allah ibarat nya sebuah gelas yang kita kosongkan dan terisi sendiri, kalau ramalan gelas tidak dikosongkan malah isi gelas itu digunakan untuk bahan meramalkan, jadi ramalannya hanya sebatas apa yang ada dalam gelas tersebut, artinya ramalan yang muncul berdasarkan isi pikirannya.
Nah membaca masa depan yang saya maksud adalah menerima sinyal yang datang, untuk itu diperlukan perasaan yang tenang dan jiwa yang tenang pula. Allah itu bersifat kalam artinya allah akan berfirman secara terus menerus dan tidak pernah berhenti dari dulu sampai nanti, allah akan berbicara terus tergantung kepada kita bisa menangkap tidak apa yang disampaikan Allah kepada kita. Modal kita Cuma mendengarkan allah dengan sikap merendah dan jiwa yang tenang disamping tentunya silatun atau kesambungan yang kuat dengan allah, karena kesambungan ini menjadi penentu darimana datangnya sinyal. Kalau tidak nyambung ke allah ya sinyal yang datang bisa dari mana saja namun kalau sambung nya ke allah maka sinyal yang berisi informasi masa depan berasal dari allah.