syariat dan makrifat tidak bisa dipisah

ibadah harus menggabungkan antara syariat dan makrifat. orang sholat tanpa syariat tidak diterima karena tidak sesuai aturan, orang sholat tidak makrifat juga tidak diterima karena sholatnya tidak menghadap Allah, sholatnya tidak sadar akan Allah. jadi belajar makrifat dan syariat harus bersama sama jangan syariat dulu baru kemudian makrifat, jangan, harus beriringan.
setiap ibadah ada rukunnya dan harus jelas tujuan ibadah itu yaitu karena allah. maka syariat dan makrifat harus disatukan. orang yang fanatik syariat saja (orang orang syariat) maka sholatnya kering, hatinya keras membatu, dan susah menerima kenikmatan sholat…. demikian pula orang yang maniak makrifat dengan meninggalkan syariat maka hatinya juga sombong , hatinya Angkuh dan merasa dirinya paling benar paling tinggi.
penggabungan antara syariat dan makrifat dalam ibadah akan menjadikan manusia yang sempurna seperti rasulullah

bersyukurnya orang sombong

pemberian Allah kepada kita ini unlimited, kenikmatan ini tidak dapat kita hitung hitung. jika bersyukur kepada Allah kemudian kita menghitung menghitung apa yang kita terima kemudian kita bersyukur dari apa yang kita terima tadi maka sama saja kita ini sombong, kenapa sombong karena nikmat allah yang banyak tadi kita hargai dengan sedikit kenikmatan yang kita rasakan menurut persepsi kita.
bisa juga menghina Allah karena allah memberikan banyak yang kita ucapkan terimakasih cuma sedikit. banyak orang bersyukur jika menerima sesuatu yang dianggapnya “keberuntungan” misalnya diberi orang uang, wah kita bersyukur….(tapi juga tidak salah). nah yang paling utama adalah kita bersyukur tidak pandang materinya tapi kita bersyukur karena Allah. bahayanya kalau kita bersyukur hanya karena materi misalnya dapat uang tadi maak kita jika kita tidak mendapat kan uang kita tidak bersyukur (padahal nikmat allah tidak hanya uang kan) nah bahaya yang lain adalah jika kita mendapat kan sesuatu yang kita persepsikan “musibah” maka kita akan bersyukur artinya bersyukurnya akan hilang bisa berganti menjadi mengeluh, mengaduh atau mengumpat.
bersyukur itu jangan karena nikmat Allah, bersyukur itu karena Allah. kita kan sudah tahu bahwa nikmat allah ini begitu banyak dan sepakat bahwa nikmat allah ini sangat luas tak terbatas, kenapa kita repot repot menghitungnya. sudah… tugas kita tinggal bersyukur kepada Allah titik