menapaki liku liku syukur

merubah syukur menjadi habit memang bukan perkara yang mudah. memerlukan kejelian di dalam menerapkannya, jebakan paling utama adalah : ketika realitas eksternal dipersepsi oleh realitas internal sebagai menyakitkan, menyedihkan, dll maka syukur pun lenyap seketika… berganti dengan sabar atau bahkan umpatan … astaghfirullah….
syukur memang pelajaran teramat dalam, hingga saya berpendapat puncak nya ilmu makrifat ada pada syukur…
syukur tidak hanya sekedar ilmu namun laku… yaitu suatu perilaku berterimakasih kepada Allah.
penerapan ilmu ini ada di setiap keadaan hidup yang kita jalani…. mis… dijalanan yang macet “kita syukur” berterima kasih kepada Allah bahwa allah memberikan jalan kepada kita… dan keuntungan kita bersyukur … adalah jalan yang macet pelan namun pasti terbuka (sangat tergantung dengan seberapa kuat tingkat kesyukuran kita). tidak mudah mensyukuri di kala sakit, mensyukuri dikala stress, mensyukuri di kala cemas, dikala menderita… hanya kemauan dan keihlasan hati kita dalam berterimakasih kepada Allah lah yang dapat membuat kita bersyukur dan menghilangkan segala cemas, strress, penderitaan dan lain sebainya.
syukur tidak memerlukan perjuangan namun hanya memerlukan keihlasan kita untuk berterimkasih kepada Allah. sakit … terimakasih ya Allah, stress….. terimakasih ya Allah, cemas … terimakasih ya ALlah, … psikosomatis… terimakasih ya allah, insomnia terimakasih ya Allah…….