Allah tidak bisa diingat

jika dzikir diartikan dengan ingat maka otak tidak akan mampu melakukannya, tapi jika dzikir diartikan dengan sadar Allah maka hal itu mudah bagi kita untuk melakukan dzikir. banyak orang menanyakan bagaimana mengingat Allah, ternyata memang kita tidak bisa mengingat Allah, karena Allah tidak pernah adalah ada dalam memori kita, Allah tidak pernah bisa ditangkap oleh pikiran baik membayangkan, mencerna, mengolah, apalagi mereproduksi dengan “mengingat'” jadi wajar saja jika ada pertanyaan “bagaimana mengingat Allah” jawabannya pun baru baru ini saya temukan bahwa Allah tidak bisa diingat.

mengingat dengan menyadari sangat berbeda. baik ada contoh menarik dari cerita sayidina Umar ketika bertemu dengan penggembala kambing, ketika kita saidina Umar ingin menguji tauhid seorang anak penggembala dengan membeli satu kambing saja, ketika itu si penggembala tidak bersedia karena bukan miliknya dan dia takut kepada Allah. nah contoh ini muncul suatu pertanyaan : si penggembala tersebut saat takut kepada Allah dia sedang “mengingat Allah” atau sedang “menyadari Allah”, jelas jawabannya adalah menyadari.

jika kita menyadari Allah maka Allah aktif dalam diri kita, kita jadi takut, kita jadi sopan, kita jadi tawadhu, tapi jika kita hanya sekedar mengingat maka tidak akan ada aktivitas Allah dalam diri kita. hal ini dapat dibuktikan bahwa seseorang dapat melakukan maksiat atau perbuatan tidak baik sambil mengingat Allah.  ketika kita menyadari bahwa Allah itu pemurah maka hati kita tenang saat tidak punya duit, kenapa bisa tenang karena Allah aktif memberi kita, tapi jika hanya sekedar mengingat maka Allah tidak akan beraktivitas apapun sehingga hati kita tidak tenang.

banyak sekali terjemahan yang salah kaprah dalam mengterjemahkan dzikrullah dengan mengingat Allah padahal seharusnya adalah menyadari Allah.