happy writing

syarat utama anda menuliskan hal hal spiritual yang anda tuliskan adalah dengan menggunakan prinsip : HAPPY WRITING. Pikiran kita tidak bisa berselancar di dunia ilham jika kita tidak happy. Happy harus diciptakan jika kita ingin menulis. menulis merupakan koordinasi antara ilham dengan otak, otak dengan pikiran, dan pikiran dengan tangan, tangan dengan komputer yang merekam ilham tersebut. untuk bisa berkoordinasi hal hal tersebut maka kita harus happy.

tulislah apa yang kita rasakan dengan happy. tulisan kita akan mengalir dengan lancar seperti air mengalir yang terus menerus. bagaimana jika tidak happy?, jika demikian maka kita bisa melakukan hal hal yang dapat membuat pikiran menjadi relaks, bisa dengan mendengarkn musik relaksasi, bisa dengan wudlu, bisa dengan sholat bisa dengan apapun yang membuat anda lebih relaks.

Tulis dan jangan di komentari. Tulisan yang kita komentari biasanya akan membuat mood kita jelek. Sebab tulisan kita ketika kita tulis pertama kali biasanya tulisan kita sangat jelek (jadi jangan dibaca apalagi di cela) , setelah selang 1 jam 2 jam atau 1 hari atau 2 hari bacalah dengan tenang kemudian edit lah tulisan tersebut dengan pikiran dan hati happy. tulisan yang di edit dengan pikiran happy akan berkembang dan terus berkembang sehingga menjadi tulisan yang enak dibaca dan memiliki penjelasan yang lebih detil.

tulisan ini terinspirasi oleh : Bp. amir Machmud ns, wartawan senior suara merdeka, pada saat pelatihan artikel di media massa di fakultas psikologi UMS

Anggap semua perbuatan kita adalah keinginan Allah

Ini merupakan cara terbalik agar apa yang kita lakukan tidak menyimpang dari keinginan Allah. Cara terbalik, yang biasanya adalah keinginan Allah yang kita perbuat, sekarang gunakan cara terbalik yaitu perbuatan kita adalah keinginan Allah. Cara ini sangat efektif untuk:

  1. membuat kita lebih ihlas dalam berbuat atau beramal
  2. kita lebih semangat karena menempatkan diri kita yang memang sudah sesuai dengan apa yang diinginkan Allah
  3. kita tidak bingung lagi atau ragu karena apa yang kita lakukan adalah sudah sesuai dengan apa yang Allah inginkan, sehingga tidak berfikir lagi

cara ini memang kurang lazim dilakukan, orang biasanya melakukan sesuatu dengan berfikir terlebih dahulu apakah perbuatan saya sudah sesuai dengan Allah atau belum, kalau ini kita sudah menganggap bahwa perbuatan kita adalah sudah sesuai dengan keinginan Allah.

cara ini merupakan bentuk positif thinking kita kepada diri kita. Kalau kita suudzan dengan perbuatan kita lha kenapa kita perbuat?, tapi kalau kita khusnudzan maka kita dengan ringan dan dengan bahagia melakukan sesuatu itu sudah sesuai dengan keinginan Allah.

masak sih kita masih bertanya apakah pekerjaan saya ini diridloi Allah apa tidak, apakah sesuai dengan keinginan Allah apa tidak . Mestinya anda pembaca sudah memiliki parameter dalam hal ini. Parameter yang dapat membedakan mana pekerjaan halal dan mana pekerjaan haram. sangat bodoh (maaf) jika kita menganggap pekerjaan mencuri itu halal, dan tentunya sangat bodoh juga jika kita berdagang dengan jujur masih kita katakan ini pekerjaan haram. sekali sudah jelas mana yang halal dan mana haram sehingga dalam forum ini saya anggap kita semua sudah tahu  mana yang diinginkan ALlah (halal) dan mana yang tidak diinginkan Allah (haram).

Saya menekankan bahwa pekerjaan kita sekarang adalah keinginan Allah kepada kita. Kalau kita menjadi pedagang maka Allah berkeinginan kepada kita untuk menjadi padagang, maka berdaganglah siang dan malam, pagi dan sore tapi ingat berdagang dalam rangka menjalankan apa yang Allah inginkan. Kalau kita pemimpin sebuat perusahaan maka pimpinlah perusahaan siang dan malam, pagi dan sore. Demikian, semua apa yang menjadi pekerjaan kita saat ini itu adalah amanah dari Allah. JIka kita bekerja karena Allah maka itulah yang dinamakan ihlas. Dari pada wirid lama lama lebih baik melakukan kegiatan atau pekerjaan yang sudah menjadi keinginan Allah.