keinginan dan kenyataan

keinginan dan kenyataan sesuatu yang sangat berbeda. Kalau keinginan itu dari kita tapi kalau kenyataan dari Allah. Jadi sesuatu yang berbeda harus kita pisahkan sejauh jauhnya. jangan sampai kita menyamakan antara keinginan dan kenyataan, karena memang seringkali apa yang kita inginkan dan kenyataan berbeda.

Sebagai manusia kita wajib berkeinginan, untuk tetaplah berkeinginan tapi ingat bahwa keinginan tidak harus menjadi kenyataan. karena kalau sudah kenyataan itu bukan wilayah kita tapi wilayahnya Allah. maka ada

penerapan dalam berdoa, berdoa harus disertai dengan keinginan, tapi karena keinginan tidak harus menjadi kenyataan maka berdoalah apa yang kita inginkan tanpa harus membatasi terkabul apa tidak, atau akan menjadi kenyataan apa tidak. ini bukan berarti kita tidak boleh optimis, kita harus optimis karena optimis bagian dari doa yang kita panjatkan.

misalnya lagi ketika kita punya masalah hutang, sakit atau yang lainnya, tetaplah berkeinginan untuk melunasi hutang, tetaplah untuk berkeinginan menyelesaikan masalah, meski tidak tahu lagi dari mana bayarnya, meski untuk melunasi hutang secara hitungan kenyataan tidak mungkin. Kenapa harus demikian karena sekali lagi bahwa antara kenyataan dan keinginan adalah sesuatu yang berbeda.

berlatihlah untuk berkeinginan dari sesuatu yang tidak mungkin menjadi kenyataan, naik haji tiap tahun, umroh tiap bulan….. nyantai saja kalau tidak menjadi kenyataan , karena kenyataan bukanlah urusan kita tapi urusan Allah.

Selamat berkeinginan …… biarkan Allah mengurusnya….