Cara Setting Ulang Tauhid Anda

Perjalanan spiritual memerlukan 2 hal ; fokus dan sungguh sungguh dalam berjalan. Seperti halnya jika anda mau pergi ke satu tempat maka anda harus fokus dan berjalan menuju tempat tujuan tersebut. kalimat saya ini mungkin nampak sederhana namun jika anda mempraktekkannya maka anda akan menemui hal hal yang membuat anda bertentangan.

Perjalanan ke Allah ini tidak semudah yang dibayangkan, yang paling sulit adalah anda harus berjuang mengalahkan blocking blocking yang menghalangi untuk menuju hanya kepada Allah. Hal ini lebih berat dari pada anda harus mengalahkan godaan dari syetan itu sendiri.

maka yang pertama kali dalam menuju kepada Allah ini, yang harus anda lakukan adalah men set ulang pikiran anda bahwa “tidak Tuhan selain Allah” Setting mental ini perlu sekali agar tujuan anda menjadi jelas. Setting ulang pikiran ini artinya meniadakan semua. Yang bukan Allah tidak akan di masukkan dalam settingan ini. bagi anda yang ikut tarekat misalnya anda harus bisa menghilangkan sosok mursyid dalam diri anda yang memang Mursyid bukan Allah. Bagi anda yang senang bershalawat maka anda harus menyetting bahwa Rasulullah bukan Allah (Rasulullah tetap kita hormati dan kita doakan sebagai ungkapan terimakasih kita beliau, namun sekali lagi tujuan kita adalah ke Allah bukan Rasulullah).

Setting ulang harus dilakukan secara berulang ulang agar benar benar menjadi landasan kita dalam bertindak terutama dalam beribadah. Kita shalat kalau sudah settingannya benar pasti shalatnya khusyu, kita sedekah kalau settingannya benar pasti sedekahnya ihlas dan seterusnya.

cara setting ulang yang pas adalah

1. Istighfar ; ini menyeting diri kita agar kita yakin bahwa kita suci bersih sehingga akan memperkuat kita untuk ke Allah dan mendoakan Rasulullah (shalawat). Keyakinan terhadap diri kita yang suci dari dosa ini akan menyebabkan kita enggan untuk berbuat dosa lagi

2. Shalawat ; shalawat adalah doa kepada Rasulullah, settingan ini penting agar jalan yang kita gunakan (tarekat) benar. jalan yang paling benar dari semua jalan menuju kepada Allah adalah jalannya Rasulullah. Dengan mendoakan Beliau maka ada kesambungan kita  dengan Rasulullah sehingga proses identifikasi (proses penyamaan) kita dengan Rasulullah akan lebih sempurna.

3. Settingan yang terakhir adalah meniadakan yang ada kecuali Allah laa ilaha ilalllah , Tidak ada Tuhan selain Allah. jadi apapun harus bersih dari diri kita. Sesuatu yang bukan Allah harus kita singkirkan. tauhid kita harus lurus, tauhid kita harus benar benar terfokus hanya kepada Allah.

Tiga settingan tersebut harus di baca urut tidak boleh acak, sebaiknya dibaca 100 kali tiap pagi dan petang atau tiap habis subuh dan habis magrib. Dengan menyetting awal tauhid ini maka kita akan menjadi orang yang memiliki keimanan yang kuat dan mantab, amin

Perbedaan Jiwa dan Ruh

saya membagi tingkatan kesadaran kaitannya dalam olah spiritual menjadi 3 bagian

  1. kesadaran jasad
  2. kesadaran jiwa 
  3. kesadaran Ruh

kesadaran jasad adalah tingkatan yang paling rendah dimana dia hanya menyadari dirinya adalah jasad. Dia tidak sadar kalau dalam dirinya ada jiwa, dia berpikir bahwa aku adalah yang nampak ini aku adalah yang berpikir dan berperasaan.

kesadaran tingkatan kedua adalah kesadaran Jiwa dimana dia sudah mulai mengenal dunia “ghoib” dalam dirinya namun masih sebatas jiwa. pengalaman pengalaman pada kesadaran ini antara lain; out of body experience atau yang sering dikenal astral traveling, kemampuan supranatural misalnya clirvoyance audiovoyance dll. Kesadaran ini kekuatan melebihi kekuatan jasad. Pada kesadaran ini kita merasakan adanya kesatuan yang sangat luas, jiwa kita seolah bersatu dengan alam semesta. ini yang sering disebut dalam istilah jawa manunggaling kawula gusti artinya satu kesadaran unity…. meski tingkatan kesadaran ini bagi sebagian orang masih tinggi namun masih pada level kesadaran jiwa

nah kesadaran Ruh adalah kesadaran ke Tuhanan, yaitu suatu kesadaran yang ada dibalik alam semesta, ada satu kekuatan di  balik alam unity. jadi pada level ini sudah tidak lagi bersatu dengan Tuhan (manunggaling kawula gusti) namun keadaan di atas itu yaitu suatu keadaan yang bukan keadaan lagi.

Puasa ramadhan ini kita nanti akan belajar bagaimana mencapai kesadaran Ruh ini. Yaitu suatu kesadaran keTuhanan yang sempurna yang sudah tidak dipengaruhi oleh persepsi persepsi.

semoga Allah membimbing kita ….