shalawat tanpa Allah “batal”

logika yang selama ini ada adalah ; kalau ingin ke Allah sebaiknya menggunakan shalawat, tentunya kalau ke Allah saja manggunakan shalawat berarti belum ke Allah. Nah logika ini harus nya dibalik “shalawat tanpa Allah batal”. Sekarang mari kita logika :

1. lihat bacaan shalawat pasti pertama kali kalimat yang muncul adalah kalimat Allah, yaitu Allahumma…… jadi jelas untuk bisa bershalawat dengan benar harus ke Allah dulu dan harus sampai ke Allah dulu, baru setelah itu sholli ala sayyidina Muhammad. Setelah Allah kemudian mendoakan Rasulullah

2. Logika yang kedua adalah, shalawat adalah Doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT untuk Rasulullah SAW. jadi kita harus jelas dulu kepada siapa kita minta? jelas kita minta kepada Allah bukan yang lain. Kita minta kepada Allah untuk salam dan rahmat kepada Rasulullah dan keluarganya. maka Allah menjadi point penting dalam hal bershawalat bukan di nomor duakan tapi Allah harus di nomorsatukan

hampir ahli shalawat melupakan Allah, kadang saking semangatnya shalawat lupa akan esensi shalwat itu sendiri. bahwa shalawat adalah doa yang kita panjatkan kepada Allah untuk rasulullah. Bahkan lebih ironisnya bershalawat fokusnya pada nyanyiannya atau dendangannya dengan diiringi musik. saking asiknya lupa akan Allah dan rasulnya.

Bershalawat sangat di anjurkan sebagai bentuk penghormatan kita kepada Rasulullah dan terimakasih kita kepada Beliau, namun caranya harus benar. jangan sampai shalawat membuat kita malah melupakan Allah SWT selama shalawat. Semua ibadah tanpa esensi akan batal. silahkan saja bershalawat namun tetap dalam rangkan mendoakan Rasululah bukan untuk niat berdendang dendang atau bernyanti, bahkan maaf sampai ada yang bershalawat dengan lagu dangdut. Itu bukan menghormati Rasulullah tapi bisa bermakna melecehkan rasulullah.

 

peningkatan kesadaran

ada tiga tingkatan kesadaran dalam berdzikir

1. pada saat kitaberdzikir lesan dengan mengucap kalimat kalamat dzkir maka kita berada pada kesadaran jasad, dimana kita tidak mengarahkan kemanapun jiwa kita. pada kesadaran pertama ini yang berdzikir hanya jasad saja.

2. tahap yang kedua adalah kesadaran jiwa, dimana dzikir jasad tadi disertai dengan arah jiwa sesuai dengan apa yang kita ucapkan. pada tahap ini kesadaran kita sudah meningkat dari jasad ke jiwa. pentingkatan ini akan membawa dampak tersendiri dalam jiwa kita. pada kesadaran ini kita sadar bahwa kita bukan jasad tapi kita sadar bahwa kita ada jiwa yang sedang mengarahkan diri kepada Allah.

3. level kesadaran terakhir adalah kesadaran Ruh. pada kesadaran ini jiwa yang mengarahkan diri ke Allah saat jasad mengucapkan kalimat dzikir sudah berhasil ditiadakan lagi, bukan lagi aku, bukan lagi ego, bukan lagi setiyo… jadi yang berdzikir bukan lagi siap siapa yang mengarahkan diri kepada Allah juga bukan lagi siapa siapa. , lalu siapa? ya bukan siapa siapa … kesadaran ini akan membawa kita kepada “self” atau diri yang sebenarnya yaitu diri yang bukan siapa siapa. disini keakuan sudah tidak ada lagi. nah disinilah (untuk saat ini) anda berhasil menempuh dzikir nafas level 4.