Ilmu terus berkembang, murid lebih hebat dari sang guru

Guru yang berhasil adalah guru yang dapat mengantarkan

Ilmu terus berkembang dan murid akan lebih pandai dari pada guru, itu sangat wajar dan memang demikianlah yang terjadi. Guru yang berhasil adalah guru yang dapat mengantarkan muridnya lebih berhasil dari pada dirinya. Seperti seorang ayah yang ingin anaknya lebih hebat dari ayah tersebut. Ayah yang gagal adalah ayah yang tidak mampu mengentarkan anaknya lebih baik dari dirinya. Seorang murid dalam berguru harus berniat untuk lebih baik dari gurunya, menyaingi dalam hal kebaikan adalah sangat dianjurkan dalam islam. Guru yang memberikan kesempatan seluas luasnya kepada murid untuk berkembang adalah guru yang memahami arti mendidik.

Murid akan berkembang sesuai perkembangan jaman, teknologi yang memang sudah menjadi sunatullah. Maka bisa saja seorang guru berguru kepada muridnya. Ilmu tidak stagnan atau ilmu tidak berhenti… akal manusia terus berinovasi menemukan hal hal yang memudahkan hidupnya. guru yang mengekang muridnya untuk berinovasi dan berkembang sesuai alam pikirannya maka guru tersebut boleh dikatakan guru yang tidak memahami arti mendidik. Guru tersebut egois takut diungguli murid muridnya…. guru yang demikian perlu mendapat evaluasi mendalam dari para murid.

seorang murid yang lebih berhasil dari gurunya pun tidak boleh menganggap dirinya lebih unggul…. ada satu rahasia berguru dimana kesombongan murid akan kembali menjadi keburukan bagi murid . dimensi keberkahan ilmu tidak akan dapat ditinggalkan oleh murid kepada gurunya. Meski murid tersebut telah diperlakukan kurang baik, tetap dirinya harus berada pada posisi sebagai murid. Ilmu yang sudah diberikan sang guru tidak akan bisa dia tinggalkan, karena sudah masuk ke memori … memori jangka panjang. bagaimana kita bisa menghilangkan memori tersebut. Semakin si murid membenci guru maka sama saja dia membunuh dirinya sendiri, membunuh pikirannya sendiri…. naudzubillah.