Diatasnya Fana ada Fana

Beberapa anda bertanya bagaimana sudah fana kok masih bisa di fanakan lagi?, ya memang demikian, ketika kita ke Allah memasuki alam ke fanaan bukanlah berhenti kepada keadaan fana tapi terus masuk lebih dalam ke alam fana dan masuk lebih fana lagi dan demikian terus. dan itulah perjalanan spiritual dia akan semakin dalam dan semakin dalam semakin fana dan semakin fana. Mengapa diatasnya fana ada fana ? karena jiwa kita menembus Allah yang tidak serupa dengan apapun , penembusan kepada ketiadaan itu akan terus dilakukan. Sehingga sebenarnya dalam spiritulitas islam yang penting adalah bagaimana perjalanan itu sendiri bukan keadaan atau maqom. Keterjebakan kita ada pada kedudukan maqom, bahkan ada yang mencari maqom atau tingkat dalam berspiritual, bukan itu. Dalam islam, perjalanan spiritual itu dikenal dengan Suluk, orangnya disebut dengan salik. Seorang salik terus melakukan suluk dan tidak akan berhenti diperjalanan sampai ajal menjemput. Di atasnya fana ada fana mengisyaratkan adanya perjalanan yang terus menerus sampai kematian itu tiba. Kematian adalah terminal pemberhentian perjalanan spiritual.

Pada surat al fatihah permohonan tunjukilah kami jalan yang lurus akan terus di ucapkan bahkan bacaan ini menjadi wajib, ini menjadi bukti bahwa perjalanan spiritual itu terus akan berjalan dan berjalan.

Banyak orang yang mengalami keadaan fana akhirnya dia berhenti menjalankan syariat dia anggap bahwa dirinya sudah sampai dan tidak ada lagi yang shalat karena dirinya sudah fana, ini adalah kesalahan dan ketersesatan dalam berspiritual. Tersesat karena dia berhenti pada keadaan fana yang mana keadaan fana itu baru tengah tengah perjalanan saja sebab di atasnya fana ada fana. Ulama ulama sholeh yang benar, meski diri beliau sudah mencapai fana beliau terus berjalan dan mengatakan bahwa fana itu baru pintu gerbang menuju kepada Allah , dan menganggap bahwa menuju kepada Allah adalah samudera tak terbatas.